Postingan

Mengenal Novelis Korea: Hwang Sun-Mi

Gambar
Novel karya penulis Korea kini sudah banyak diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia. Penerbit-penerbit cukup gencar memburu hak terjemahannya dan menyuguhkan pemandangan baru kover-kover novel beraksara hangul di toko buku. Pada awalnya novel-novel yang dipilih terkait dengan drama Korea populer yang sudah ditayangkan di televisi, namun penerbit mulai pula melirik novel-novel umum dari penulis Korea tanpa terkait kepopuleran drama televisinya. Seiring dengan itu mungkin saat ini sudah ada beberapa nama yang populer di kalangan pembaca di sini. Baek Young-Ok, Kim Eun-Jeong, Jung Eun Gwol, atau Guiyeoni? Terus terang, bagi saya sendiri nama-nama Korea termasuk sulit untuk diingat, sulit untuk diucapkan, dan sulit untuk membedakan apakah itu nama perempuan atau laki-laki. Tapi saya berusaha untuk mengenali mereka satu per satu. Mengenali karya mereka, prestasi novel  mereka di  dalam maupun di luar  Korea.

Hoechst, Wisata Kota Tua Frankfurt

Gambar
Panorama kota tua Hoechst Mainhattan adalah julukan untuk Frankfurt, karena serupa dengan Manhattan di New York, kota yang dibelah sungai Main ini merupakan pusat perniagaan tersibuk di Eropa dengan ratusan pencakar langit menghiasi cakrawala. Namun bukan hanya pesona kota metropolitan yang bisa Anda peroleh dalam kunjungan ke kota ini. Bergeraklah ke sisi barat Frankfurt, tempat kawasan kota tua yang menyimpan daya tarik kota kecil bergaya klasik Eropa, yaitu kawasan Hoechst. Hoechst adalah bagian paling menarik dan paling tua di wilayah Frankfurt. Terletak sekitar 10 km dari pusat kota, di sisi utara sungai Main, di lingkungan Hoechst terdapat banyak bangunan semi-kayu dan istana peninggalan dari abad kedelapan. Di antara bangunan tua yang terkenal di kawasan ini adalah Gereja Justinus, Istana Bolongaro, dan kastil Hoechst. Alt-Hoechst, sebuah jalur sempit di kota tua ini, menyuguhkan pemandangan jalan yang diapit bangunan-bangunan tua paling indah di Frankfurt. Ketika p

The Casual Vacancy: Dari Fantasi ke Dunia Nyata

Gambar
Publisher: Little, Brown and Company Saat ini perhatian dunia perbukuan sedang terarah pada karya terbaru JK Rowling, The Casual Vacancy . Novel dewasa pertama yang ditulis oleh pengarang serial Harry Potter ini memang mencatat rekor luar biasa. Sebelum terbit edisi Inggrisnya terbit pada 27 September 2012, pemesanan telah mencapai angka 1 juta eksemplar. Pada hari penerbitannya, The Casual Vacancy langsung menduduki peringkat pertama daftar buku terlaris di AS, menggeser Fifty Shades of Grey yang telah menghuni posisi itu selama 21 pekan. Penerbit dan toko buku seluruh dunia antusias menanti kehadiran buku setebal 512 halaman ini. Majalah The Bookseller menyebutnya sebagai buku yang terjual paling cepat dalam tiga tahun terakhir di Inggris. Banyak pihak yang optimis penjualannya akan melampui rekor Harry Potter jilid ketujuh yang terjual 2,5 juta eksemplar dalam 24 jam pertama. Pembaca Indonesia pun tak sabar menantikan kehadiran edisi Indonesianya dari Penerbit Mizan pada perten

Memoar seorang Joseph Anton

Setelah hampir seperempat abad hidup dalam persembunyian--semenjak mendapat fatwa hukuman mati dari Ayatollah Khomeini pada 14 Februari 1989-- pada bulan ini Salman Rushdie menerbitkan sebuah memoar untuk dirinya sendiri dengan judul  Joseph Anton: A Memoir .  Kita tahu, hukuman itu difatwakan kepada Salman Rushdie  setelah dia menuliskan novel  Ayat-Ayat Setan  yang dinilai menghujat Islam, Nabi Muhammad dan Kitab Suci Al-Quran. Sejak saat itu Salman Rushdie bersembunyi, senantiasa pengawalan agen keamanan, tak bebas bepergian, bahkan diminta polisi menggunakan satu nama kode untuk dirinya. Dia memilih nama depan dari dua penulis yang dikaguminya: Conrad dan Chekov. Nama kodenya adalah Joseph Anton.   Secara pribadi saya tertarik untuk membaca memoar ini. Setelah menerjemahkan dua karyanya ke dalam bahasa Indonesia,  Midnight's Children  dan  Luka and the Fire of Life , saya terpikat pada luasnya imajinasi Rushdie dan kelincahannya memainkan kata.  Kisah kehidupan

Aplikasi Visa Jerman? Nggak Ribet!

Gambar
Dalam persiapan mengurus visa jerman, saya sangat banyak terbantu oleh serpihan catatan para blogger-traveler yang berserakan di web. Pengalaman dan cerita mereka meninggalkan berbagai kesan, ada yang bikin lega karena mereka menjalani proses yang mudah dan cepat, ada yang bikin waswas karena penulis blognya mendapat macam-macam rintangan, bahkan gagal dapat visa.  Saya ingin membalas kebaikan itu dengan membagi pengalaman saya sendiri, menambahi sedikit referensi buat siapa pun yang mungkin membutuhkannya. Siapa tahu pencarian dengan keywords visa jerman di google mengantarkan anda singgah di blog ini.  Kesan pertama: mengurus visa schengen melalui kedutaan Jerman lebih sulit dibanding melalui kedutaan negara lain dalam kelompok negara schengen. Lebih ketat dan ribet. Kalau mau lebih mudah, banyak yang menyarankan untuk mencoba lewat kedutaan Belanda--mungkin karena Indonesia bekas negara jajahan Belanda sehingga diberi kemudahan. Tapi itu berarti tiket pesawat yang dipe

Korean waves in Indonesian publishing

It is very interesting to observe how Korean waves wash the shore of Indonesian publishing. This year more and more publishers are turning their attention to the country of Gangnam style to find titles to publish. Recent surge of publication includes So I Married an Anti-Fan by Kim Eun Jeon, Guiyeoni's Romance of Their Own, a chick-lit best-selling titled Style by Baek Young-Ok, and Wonderful Radio by Lee Jae Ik. Among the first original Korean novels published in Indonesia are Please Look After Mom (Shin Kyung-sook), and  Hyun Kyung Sohn's My Princess, both were released in early 2011. That was the beginning of K-pop influence to be seen in book publishing in Indonesia, following the fever of Korean television drama that has come earlier. Before this literary surge, Korean book translation are primarily educational comic like the wildly popular "Why?" series and other similar type of comics favorited by students. After this first batch, there was a wave of non-or