Postingan

Indonesian Publishing Scene: An Overview

*Ditulis untuk publikasi di majalah Publishing Perspectives atas permintaan editornya, Edward Nawotka.  Two years ago when  The Lost Symbol,  a thriller novel by Dan Brown, created a booming in US and UK  book market, the same thing happened in Indonesia in its own smaller scale. Indonesian translation of this book was released three months after the English edition and heavily promoted by the publisher, making it a best-selling book of the year 2010. In the same year Indonesian reader also feasted with the publication of the   Millenium Trilogy ,   Twilight Saga , and books by Malcolm Gladwell. Although foreign bestselling titles do not always became bestselling here too, Indonesian publishers followed international book trend closely. We can easily find Indonesian edition of world bestselling titles displayed prominently in book stores in main cities across the country. The genre covered generously from mainstream novels, romance, historical, fantasy, and also non-fictio

Meninjau Pasar Hak Terjemahan di Cina dan Timur Tengah

Beberapa waktu lalu saya berkesempatan mengikuti Publishing & Rights Conference di Kuala Lumpur. Acara yang digagas oleh asosiasi penerbitan Malaysia ini menampilkan pembicara dari  kalangan penerbit dan praktisi copyrights di Shanghai, Lebanon, Frankfurt dan Singapura. Bagi saya yang paling menarik untuk dicatat adalah presentasi Wuping Zhao dari Shanghai Translation Publishing House dan Azza Tawil dari All Print Distributors and Publishers, Lebanon, sebagaimana saya rangkumkan di bawah ini. Pasar buku terjemahan di Cina Penerbitan buku terjemahan di Cina mulai tumbuh sejak 1970, ketika Negara itu mengalami reformasi dan membukakan diri kepada dunia luar. Namun dibandingkan dengan jumlah keseluruhan buku yang terbit setiap tahun, buku terjemahan memang kecil, karena kendala sulitnya bagi negara asing untuk memahami pemerintahan dan industri penerbitan di Cina. Jumlah buku yang terbit di Cina bisa dibilang terbanyak di dunia.  Pada 2011, angkanya mencapai 7,7 miliar ek

Kisah Perburuan Inferno

Gambar
Beberapa penulis seperti diberkati dengan "pena midas", apa pun yang ditulisnya seolah menjelma karya emas yang dinanti-nanti begitu banyak pembaca di seluruh dunia. Dan Brown termasuk satu dari sedikit penulis beruntung itu.

Sejenak di Museum Affandi

Gambar
Ini cerita yang tersisa dari acara liburan keluarga akhir tahun lalu ke Yogyakarta. Setelah kunjungan ke objek wisata yang lazim di kota gudeg ini--Prambanan, Malioboro, Kraton, Borobudur, Parangtritis--kami menyempatkan mampir ke Museum Affandi. Sebenarnya bukan direncanakan, tetapi karena jalan menuju Kaliurang siang itu  teramat macet, menjelang perayaan malam pergantian tahun, kami memutuskan untuk putar balik. "Ingin anak-anak mendapatkan nuansa lain dari wisata liburan," kata si ayah, maka kunjungan tanpa-rencana ke Museum Affandi pun mendapatkan konteks yang menyenangkan. Bangunan khas Museum Affandi, nyaris ikonik

Paling Benar atau Paling Cepat Berubah?

Tak terlalu penting untuk menjadi benar, lebih penting menjadi orang yang paling segera berubah. Kalimat ini terlintas di benak saya saat melihat perilaku pengguna jalan. Berpapasan di jalan sempit, berselisihan nyaris menyerempet. Kedua kendaraan terpaksa berhenti, Mungkin yang satu salah karena mengambil jalan sisi kanan, mungkin juga yang lainnya salah karena mengemudi terlalu cepat. Salah satu harus mengalah. Tak ada yang bisa menang, kecuali dengan sedikit cedera dan goresan.

Haruki Murakami: Pemberontak Sastra Jepang

Gambar
Haruki Murakami Suatu  kali saya meminjam dua buku dari perpustakaan:  Beauty and Sadness karya Yasunari Kawabata dan A Wild Sheep Chase karya Haruki Murakami. Dalam buku Kawabata, novelis Jepang yang pertama meraih Nobel Sasta pada 1968,saya bertemu keindahan formal yang menjadi ciri literatur Jepang masa pascaperang. Kuil eksotik dengan taman lumut yang teduh, kimono sutra elegan, upacara minum teh yang khidmat, geisha berpupur putih yang terampil meramu pembicaraan memikat dengan tamunya. Sebuah dunia yang halus dan penuh aroma nostalgik seperti mimpi yang indah. Ketika membuka halaman novel Murakami, gambaran stereotipikal Jepang sama sekali lenyap. Saya bagaikan terlontar jauh dari semua itu dan dibawa masuk ke sebuah dunia surealis yang misterius. Tak ada lagi kemolekan Jepang seperti yang tergambar dalam kartupos-kartupos. Tak ada puncak Fuji yang putih menjulang atau Sakura yang anggun di awal musim semi. Novel Murakami mengubah Jepang yang eksotik menjadi tempat ajaib

Yang Mengeluh dan Yang Merasa Beruntung

Apa yang menyibukkan pikiranmu hari ini? Aku kenal seorang pengeluh profesional, atau mungkin semi-profesional, karena dia tidak pernah mengirimkan surat pembaca atau menggalang demonstrasi negatif, hanya mengeluh dan menyuarakan keluhannya kepada orang-orang yang ada di dekatnya, entah secara langsung atau melalui jaringan sosial media.