Postingan

Selamat Jalan, Pujangga

Gambar
Fotó: Marc Riboud: France, 2006. Ketika seorang penyair pergi Pepohonan merundukkan dahan Ombak-ombak beriak pelan Angin senyap Surya lindap Dia milik kita semua Pada bait-bait sajaknya kita temukan  apa yang tak mampu diungkap Karena pena kita lumpuh tertatih  Lidah kelu mengeja satu satu apa yang sejatinya ingin diucap Ujung pena lelah menunggu titah yang tak kunjung tiba Jejak tinta hanya menjadi satu titik gelap melebar Ketika seorang penyair pergi Kita menyimak lagi puisi-puisi lamanya  Meraba kembali jejak makna Sebuah koma yang jatuh tepat Sebelum kata-kata tercekat Selamat jalan, Pujangga Kautahu hati kami berlapis duka hari ini Ketika kami kembali membuka lembaran buku puisimu Ketika jasadmu tak lagi di sini Bandung, 19 Juli 2020  Diiringi doa, untuk Eyang Sapardi

Putri, Azmi, dan Anna Karenina

Gambar
Namanya Putri Aulia. Saya melihat namanya di pojok kanan atas selembar kertas. Putri Aulia menuliskan pohon keluarga Anna Karenina karya Leo Tolstoy setelah selesai membaca buku tersebut. Bikin saya tercengang. Anak 12 tahun yang sekarang duduk di kelas 7 Mts Sukamiskin, Bandung, itu sudah mampu melahap novel berat dan menuliskan rangkumannya. Setelah Anna Karenina, sekarang Putri mulai membaca Pramudya dan Alkemis dari Paulo Coelho. Putri Aulia adalah salah satu siswa yang mengikuti sekolah samin yang diselenggarakan Yayasan Odesa. Dia sangat suka membaca novel dan komik. Setiap minggu dia meminjam buku di Perpusatakaan Odesa Indonesia, menamatkannya dalam seminggu atau kurang, lalu meminjam lagi buku baru. Setelah banyak membaca dia mulai juga rajin menulis dibimbing para mahasiswa relawan. Semangat ini semakin meningkat pada masa pandemik ketika kegiatan belajar di sekolah dipindah ke rumah. Anak-anak jadi lebih sering datang ke Odesa karena mereka jadi punya waktu seperti masa libu

Camera Lucida: Apa yang Membuatmu Terpukau?

Gambar
Tengah berduka atas kematian ibunda, Roland Barthes mencari foto sang ibu. Peristiwa ini mendorongnya untuk menuliskan salah satu buku yang paling berpengaruh dalam wacana kajian fotografi, Camera Lucida , yang juga merupakan karya terakhirnya. Suatu malam di bulan November, tak lama setelah kematian ibuku, aku membongkar koleksi foto. Aku tak berharap "bertemu" ibuku lewat foto itu, aku tidak mengharapkan apa-apa dari "foto tentang sesuatu yang di hadapannya kita tak mampu mengingat dengan lebih jelas daripada sekadar memikirkan sesuatu itu." Ada apa dengan sebuah foto. Apa yang kau harap dari melihatnya. Apa yang membuatmu tertegun memperhatikannya. Pesan apa yang disampaikannya, khusus untukmu? Roland Barthes tidak tertarik dengan apa kata orang. Foto yang kebetulan menarik perhatiannya mungkin tidak tampak istimewa. Tetapi dia tertarik pada selintas perasaan yang dibangkitkan oleh foto itu di dalam dirinya. Dia ingin menggali apa yang terjadi di dalam dirinya se

Mengumpulkan Receh a la Ivan Lanin

Gambar
Bahasa itu hidup. Dari waktu ke waktu, ada saja istilah dan kata baru yang muncul dari para penggunanya. Anak muda berkomunikasi dengan kosakata dan gaya yang berbeda dari orangtua mereka. Bahasa menjadi penanda zaman dan generasi.  Tapi, tidak semua orang bisa mengikuti dengan baik perkembangan itu. Sering kita bertemu istilah baru yang tiba-tiba sudah populer dan menyebar tanpa tahu akar, asal-usul, dan cerita di balik kemunculannya. Kamus pun bahkan bungkam. Kita tidak bisa menggunakan kamus untuk mencari arti dan definisinya karena kata-kata baru itu masih belum masuk kamus. Beruntung, di tengah kita ada seorang penjaga dan perawat gigih bahasa Indonesia. Seorang yang kian populer lantaran renajanya yang sangat besar pada bahasa. Ivan Lanin namanya, lulusan Teknik Kimia ITB yang kariernya kini meluncur di jalur yang sama sekali berbeda.  Ivan Lanin bermain di media sosial yang mudah diakses orang banyak. Twitter, instagram, facebook, dan Wikipedia. Menempatkan diri sebagai tempat

Tiru Sang Master

Gambar
Anak-anak belajar dengan meniru. Karena itu, orangtua selalu diingatkan untuk memberikan contoh yang baik. Anak-anak cepat sekali menduplikasi perilaku yang dilihatnya dan segera mengasimilasinya menjadi kebiasaan dan akhirnya  karakter yang melekat pada  dirinya. Meniru adalah cara belajar yang ampuh. Diawali dengan contoh, coba sendiri berulang kali. Sering kita mendengar saran ini. Bisa diterapkan untuk belajar apa saja hal yang baru. Tindakan yang berulang lama-lama akan menjadi kebiasaan dan keterampilan baru. Raymond Chandler dicontohkan sebagai penulis yang mulai belajar dengan mencontoh gaya penulis yang sudah terkenal. Dia menulis ulang novel misteri dari pengarang yang dikaguminya untuk mempelajari gaya mereka selama berbulan-bulan tanpa niat untuk menerbitkannya. Raymond selanjutnya dikenal sebagai salah seorang penulis novel detektif dan misteri terbaik Amerika. Haruki Murakami juga mengambil jalan yang sama. Dia melakukannya dengan cara menerjemahkan novel dari para pengar