Postingan

Tiga Matra Perjalanan dalam Satu Buku

Gambar
Dalam masa ketika bepergian sangat dibatasi seperti sekarang ini, perjalanan bukan berarti tak dapat dilakukan sama sekali. Karena sesungguhnya, perjalanan bukan hanya terbatas pada perjalanan fisik, yang berupa perpindahan dari satu tempat ke tempat lain. Perjalanan juga dapat dilakukan di dalam memori — melintasi waktu untuk melihat kembali hal-hal penting yang pernah kita alami, dan perjalanan di dalam batin — menjelajah ke dalam jiwa untuk menemukan kesejatian dan identitas diri.

"Memento Mori"

Gambar
"Kau dapat meninggalkan kehidupan saat ini juga. Biarlah itu menjadi penentu apa yang kau lakukan, katakan dan pikirkan."  (Marcus Aurelius) Frans Snyders, Game and fruit on a table (1625) via Wikimedia Commons  Raung ambulans lebih sering terdengar belakangan ini. Berita duka kepergian abadi kawan dan kerabat bertubi-tubi melintas di linimasa setiap hari. Maut terasa lebih dekat di masa pandemi. Kita diingatkan padanya tanpa henti. Dan, seperti penumpang kapal yang sedang dihantam badai di tengah lautan, kita mencoba bertahan dengan sekuat tenaga mencengkeram tepi. Dalam lotere nasib, kita tak tahu siapa yang akan jatuh, siapa yang akan bertahan hingga badai berlalu dan selamat menembus amuknya. 

Hotaru dan Haiku

Gambar
  Ochanomizu hotaru. Kobayashi Kiyochika, circa 1880 Pada awal musim hujan seperti sekarang, saya dan anak-anak suka duduk di teras belakang menjelang malam, melihat kunang-kunang. Waktu kecil, mereka pernah benar-benar menangkap beberapa kunang-kunang dan menyimpannya di dalam botol kaca, hanya untuk mencoba membuat lampu kunang-kunang seperti banyak digambarkan dalam komik dan anime, lalu dilepas lagi. Ada kesan lembut dan halus pada kunang-kunang yang membuatnya amat menarik perhatian. Kelap-kelipnya yang lemah dan terbangnya yang lambat seperti suar bergerak dalam gelap. Daya tarik makhluk bercahaya ini membuat berkembangnya banyak cerita rakyat, mitos, takhayul, dan puisi terkait dengan kunang-kunang dalam berbagai latar budaya.     Di Indonesia, misalnya, dikatakan bahwa kunang-kunang berasal dari kuku orang mati. Di Cina zaman kuno, kunang-kunang diyakini berasal dari pembakaran rumput. Naskah Cina kuno mengisyaratkan bahwa hobi yang populer di musim panas adalah menangk

Mengakali Akrasia

Gambar
"Tak seorang pun akan secara sengaja memilih yang buruk.”    (Socrates)  Kita semua pernah melakukannya, menunda-nunda waktu untuk melakukan pekerjaan penting. Istilahnya prokrastinasi. Para penulis adalah yang paling sering melakukan prokrastinasi, dan mereka mencoba bermacam trik untuk mengatasinya. Konon, di balik novel-novel hebat ada kisah prokrastinasi yang tak kalah hebat.  Herman Melville dikisahkan dirantai oleh sang istri ke meja tulisnya untuk memaksa dia agar menyelesaikan penulisan novel epiknya Moby Dick . Victor Hugo menyuruh asistennya untuk menyimpan semua pakaiannya di dalam lemari terkunci agar dia tak bisa pergi-pergi pesta keluar dan diam di rumah untuk menuntaskan penulisan The Hunchback of Notre Dame .  Margaret Atwood menyebut dirinya “prokrastinator kelas dunia”. Rutinitas paginya terdiri dari jalan-jalan berkeliling karena stres sepanjang pagi sampai kecemasannya hilang dan baru mulai menulis sekitar pukul tiga sore. Meski begitu dia menjadi penulis yan

Menjumpai yang Sublim

Gambar
“Storm in the Mountains,” by Albert Bierstadt, c. 1870 Musim hujan tiba. Ada saat-saat mendebarkan dalam musim hujan, yang saya tunggu dengan cemas-harap. Ketika awan gelap menggantung di langit, diiringi suara petir menggelegar, kemudian tiba-tiba udara dingin dan gelap, lalu turun hujan lebat disertai angin kencang. Jendela kaca bergetar, butiran hujan jatuh deras menghantam atap dan kaca jendela. Untuk beberapa saat pertama rasanya tak ada hal yang lebih penting untuk dilakukan. Kita terdiam, menatap keluar jendela. Muncul rasa syukur jika kita saat itu berada di tempat aman. Sambil mencemaskan mereka yang terancam banjir, tersambar petir, terjebak dalam perjalanan yang terpaksa terhenti oleh hujan. Hidup di dalam kota, jauh dari bentang alam terbuka, sehari-hari berada di tengah jejeran bangunan dan kendaraan di jalanan, hujan badai membuat kita sejenak berjumpa dengan keliaran alam. Sebagaimana melihat langit malam membuat kita merasakan keagungan semesta, di hadapan hal-hal semac

Hari Buku Foto Sedunia 2020

Gambar
Tanggal 14 Oktober diperingati sebagai Hari Buku Foto Dunia, terkait penerbitan karya Anna Atkins "Photographs of British Algae: Cyanotype Impressions" pada 1843, yang disebut sebagai buku fotografi pertama yang pernah dibuat.  Tahun ini adalah perayaan ke-177 tahun sejak buku tersebut dikoleksi oleh British Museum. Katalog British Library untuk buku ini mencantumkan deskripsi: "Buku pertama dengan ilustrasi fotografis cyanotype ini merupakan salah satu batu loncatan terpenting dalam perkembangan sejarah fotografi." Bagi saya buku foto, sebagaimana buku-buku lainnya, adalah medium untuk menjangkau emosi yang tersimpan di dalam diri. Lewat buku foto, emosi itu terbangkitkan melalui apa yang terlihat di mata. Jika narasi dalam novel membangkitkan kepekaan melalui alur cerita dan keindahan verbal, narasi dalam buku foto terbangun melalui rekaman momen, ekspresi, urutan gambar. Tak perlu banyak kata. Kedalaman makna tercapai dalam cara yang berbeda. Di anta