Postingan

Dua Kota Suci dalam Lensa Kazuyoshi Nomachi

Gambar
  Mecca the Blessed, Medina the Radiant: The Holiest Cities of Islam by by Ali Kazuyoshi Nomachi (Photographer), Seyyed Hossein Nasr Ph.D. (Introduction), Aperture (1997), 192 p Ketika pertama kali terbit pada 1997, buku ini merupakan eksplorasi fotografi yang belum pernah ada atas kota-kota paling suci Islam dan aktivitas haji yang berlangsung di sana, membukakan akses visual ke situs-situs tersuci salah satu agama besar dunia, yang dianut oleh seperempat populasi dunia. Fotografer Ali Kazuyoshi Namachi, seorang mualaf Muslim dari Jepang, mendapat dukungan penuh dari otoritas Arab Saudi untuk memotret di tempat-tempat di mana fotografi dikontrol secara ketat dan tidak diperbolehkan bagi oleh non-Muslim.

"Gods I've Seen": Jelajah Religi Hindu

Gambar
(c) Phaidon Buku ini merupakan salah satu dari rangkaian buku-foto Abbas tentang agama-agama besar dunia. Dalam buku ini Abbas yang menampilkan unsur-unsur ritual agama seperti angin, air, tanah, dan api, sihir, spiritualisme hewan--untuk mengeksplorasi misteri agama Hindu. 

Sebut Nama Penerjemah di Kover

Gambar
  Mencantumkan nama penerjemah di sampul depan buku masih belum jadi kebiasaan di kalangan para penerbit. Bukan hanya di Indonesia, tapi juga di negara-negara lain. Yang konsisten melakukan itu di sini antara lain adalah Moooi Pustaka , sebuah penerbit yang bermarkas di Yogyakarta.  Moooi Pustaka yang didirikan pada 2018, menerjemahkan karya sastra ke dalam bahasa Indonesia dari bahasa aslinya. Debut pertama mereka adalah buku terjemahan Jepang, Angsa Liar karya Mori Ogai yang diterjemahkan oleh Ribeka Ota . Tiga belas buku yang telah diterbitkan Moooi sejak itu, semuanya mencantumkan nama penerjemah di sampul depan. 

Tergegas Diisap Langit

Gambar
  Segala yang Diisap Langit (c) Pinto Anugrah Konflik yang sengit tercium sejak kalimat pertama membuka buku ini. Kita diisap ke dalam cerita dengan cepat dan penulis bergegas hendak menuntaskannya.  Latar cerita adalah kehidupan kaum adat Minangkabau di tenggara gunung Marapi. Bisa dibilang versi fiktif dari Istana Basa Pagaruyung di Batu Sangkar pada masa Perang Padri awal abad ke-19. 

Agar Terhindar dari Melanggar Hak Cipta

Gambar
Blurred pencil in creative concept (c)toeytoey2530 Sebuah kanal YouTube beberapa waktu lalu memuat video pembacaan buku populer yang baru diterbitkan sebuah penerbit. Serial video itu membacakan buku tersebut secara lengkap bab per bab tanpa izin dari pemegang dan pemilik hak cipta.  Tentu saja penulis dan penerbit buku itu, yang merasa hak mereka dilanggar, segera mengambil tindakan. Mereka menyampaikan teguran kepada pemilik kanal agar video-video itu dihapus dan melaporkan kanal tersebut kepada YouTube untuk pelanggaran hak cipta. Takut dengan ancaman dipidanakan, pemilik kanal buru-buru menghapus empat video yang sudah mencapai jumlah tayangan ribuan kali dalam waktu kurang dari sepekan, sebelum YouTube sempat melakukan peninjauan.

Kisah Perjalanan Samiam dari Lisboa

Gambar
Dalam salah satu babak sejarah kerajaan Sunda, kita dapati kisah kunjungan Prabu Surawisesa, putra Raja Sri Baduga, ke Malaka untuk menemui Alfonso d’Albuquerque pada 1512. Prabu Sriwasesa diutus ayahnya ke Malaka dalam upaya menjajaki kerjasama dan hubungan dagang dengan Portugis pada masa ketika kerajaan Sunda sedang menghadapi ancaman dari kerajaan Demak dan Cirebon.  Prabu Surawisesa ini memiliki gelar Sanghyang, tapi karena beda pelafalan, lidah orang Portugis menyebutnya “Samiam”.