Postingan

Menampilkan postingan dengan label tradisi

Hotaru dan Haiku

Gambar
  Ochanomizu hotaru. Kobayashi Kiyochika, circa 1880 Pada awal musim hujan seperti sekarang, saya dan anak-anak suka duduk di teras belakang menjelang malam, melihat kunang-kunang. Waktu kecil, mereka pernah benar-benar menangkap beberapa kunang-kunang dan menyimpannya di dalam botol kaca, hanya untuk mencoba membuat lampu kunang-kunang seperti banyak digambarkan dalam komik dan anime, lalu dilepas lagi. Ada kesan lembut dan halus pada kunang-kunang yang membuatnya amat menarik perhatian. Kelap-kelipnya yang lemah dan terbangnya yang lambat seperti suar bergerak dalam gelap. Daya tarik makhluk bercahaya ini membuat berkembangnya banyak cerita rakyat, mitos, takhayul, dan puisi terkait dengan kunang-kunang dalam berbagai latar budaya.     Di Indonesia, misalnya, dikatakan bahwa kunang-kunang berasal dari kuku orang mati. Di Cina zaman kuno, kunang-kunang diyakini berasal dari pembakaran rumput. Naskah Cina kuno mengisyaratkan bahwa hobi yang populer di musim panas adalah menangk

Im-perfeksionisme a la Kintsugi

Gambar
Sumber foto:  http://tsugi.de Jujur saja. Kadang saya melewati hari-hari dengan rasa jengah pada kapasitas saya yang serba tanggung, medioker. Pada hari-hari buruk, saya secara bawah sadar memojokkan diri sendiri dengan memperbandingkan diri dengan orang lain, diam-diam iri pada kesuksesan mereka. Saya berbicara dengan diri kecil saya dengan gemas, mencela karena tidak mengambil lebih banyak risiko ketika peluang muncul, tidak cukup berani untuk mengatakan dengan lantang apa yang sebenarnya saya inginkan, menyesali jalan yang telah saya ambil dan meninggalkan yang lain tak dijelajahi. Kepada orang-orang yang menghujani saya dengan pujian dan perhatian, saya diam-diam ingin mereka berhenti menyanjung dan mengatakan kebenaran yang pahit tentang saya yang sebenarnya. Untungnya hal ini tidak terjadi setiap hari. Pada hari-hari baik, saya berdamai dengan semua suara jahat itu, berjalan ringan dengan penerimaan sepenuh hati atas momen saat ini. Pada hari-hari baik, pikiran saya piawai meramu

Lawatan ke Ciptagelar

Gambar
Kasepuhan Ciptagelar di Sukabumi adalah salah satu masyarakat adat dengan tradisi yang sangat erat terkait dengan padi. Di Kasepuhan yang telah berusia sekitar enam ratus tahun ini, sepanjang tahun ada   kurang lebih 58 ritual, sebagian besar terkait kegiatan menanam, memanen, mencicipi, mengolah padi. Budaya padi begitu luhur sehingga ada pantangan tidak boleh memperjual-belikannya. Semua hasil panen sawah milik warga disimpan di lumbung-lumbung sekitar tempat tinggal mereka. Kasepuhan Ciptagelar dengan demikian mampu berswasembada dan memiliki cadangan beras hingga puluhan tahun ke depan. Saya berkesempatan mengunjungi kesepuhan pimpinan Abah Ugi ini pada 11-13  Agustus 2017. Bersama tim penyelenggara opentrip dari Lokali, saya datang pada masa yang kebetulan bertepatan dengan pelaksanaan salah satu kegiatan tahunan, yakni Ponggokan atau Serah Jiwa. Kegiatan ini semacam sensus penduduk untuk mendata jumlah seluruh keluarga, harta, padi, mesin yang ada di seantero kasepuhan dan k