Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2017

Caio Mario Garubba dan Mei Mei

Gambar
Pada bulan ini saya mendapatkan dua buku foto tentang Cina dalam waktu berdekatan. Yang pertama adalah Il Cinesi Nel 1959 karya Caio Mario Garruba, yang kedua Mei Mei Little Sister: Portraits From a Chinese Orphanage karya Richard Bowen. Cina tahun 1959 adalah negara yang sedang bergumul dengan revolusi di bawah pimpinan Mao. Sulit diakses orang luar, tak banyak yang bisa melihat negeri itu dari dalam. Foto-foto Caio adalah di antara yang pertama mendapat kesempatan langka berada di tengah masyarakat Tiongkok pada masa-masa itu. Banyak foto diambil di Lapangan Tiananmen Beijing, pelabuhan Shanghai, rekaman aktivitas masyarakat di Wuhan, Nanjing, Chongqing, dan beberapa tempat yang tak diidentifikasi. Tiongkok tergambar di buku foto ini sebagai tempat penuh massa, bergerak dalam ritme massal, kuat dalam tradisi, seni, dan ragam aktivitas pekerjaan. “Caio Mario Garrubba – I cinesi nel 1959” Richard Bowen memotret anak-anak yatim Cina di 15 panti asuhan. Sejak kebijakan

Komunitas Reptil Bandung

Gambar
Bandung  menyandang gelar kota kreatif. Salah satu cirinya adalah keberadaan berbagai wadah untuk menampung segala macam aktivtas yang menarik warganya. Hari minggu yang lalu, di Taman Cilaki, saya melihat salah satu komunitas unik yang berkumpul di sana untuk menyalurkan hobi mereka yang bagi saya tidak biasa: memelihara reptil. Ular, buaya, biawak, beragam bunglon, juga kura-kura. Anak-anak muda yang tergabung dalam wadah ini punya misi meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat tentang pentingnya reptil dan ekosistemnya, menentang eksploitasi reptil untuk kepentingan bisnis, memperkenalkan reptil kepada anak-anak/ Berikut beberapa foto kegiatan mereka waktu itu. Komunitas Reptil Bandung didirikan tahun 2009 Anak-anak mengerubungi bearded dragon dengan tatapan takjub dan ingin tahu. Takut tapi ingin tahu Ular tidak perlu ditakuti. Reptil bisa menjadi binatang peliharaan yang lucu dan menghibur Tidak semua ular berbisa dan berbahaya. Dalam forum

Kebun Bibit di Maribaya

Gambar
Desa Maribaya di Lembang, terkenal akan usaha pembibitan tanamannya. Kebanyakan pekerja di kebun-kebun ini adalah ibu-ibu, mereka sangat sigap dan terampil mengembangkan bibit tanaman terutama sayuran, memasok bibit ke kebun-kebun sayuran di berbagai wilayah, bukan hanya di sekitar Lembang  tetapi hingga Jakarta dan Jawa Tengah. Mari sejenak kita tengok kegiatan mereka melalui foto-foto ini. Pagi masih berkabut ketika ibu-ibu berangkat bekerja di Desa Maribaya Lembang. Mereka berangkat dalam rombongan kecil, kostum kerja dikenakan sejak dari rumah. Perjalanan di tempuh dengan berjalan kaki, meskipun kebun-kebun tempat  mereka bekerja terletak cukup jauh dari tempat tinggal. Melintasi kebun sayuran sawi putih dan pak choi yang baru dipanen. Ibu Epon mempersiapkan bibit horenso (bayam Jepang) yang siap dikirim ke petani sayur Bibit horenso yang masih berumur kurang dari seminggu. Wadah tanaman bibit dibuat dari daun pisang.   Labu Jepang,