Postingan

Menampilkan postingan dari Mei, 2003
hari ini latihan terakhir untuk acara midori senta matsuri. tidak ada belajar nihongo. para guru masih rapat ketika murid mulai berdatangan pukul setengah sebelas. kursi disusun berbeda, bukan membentuk kelompok-kelompok, tapi berjejer menghadap ke papan tulis, membelakangi pintu masuk. di depan dua meja disambung memanjang. latihan pertama adalah aisatsu. memperkenalkan tiga ucapan, konniciwa, arigatou, dan sayonara dalam berbagai bahasa. rupanya belum ada kesepakatan tentang tata pelaksanaannya. masih perlu diskusi dan uji coba beberapa kali untuk menghitung waktunya. betapa beragamnya bahasa dunia. betapa bikin kita ingin tahu dan bisa mengucapkannya. saya bersebelahan dengan orang rusia dan cina. rusia punya kata yang begitu panjang untuk ucapan selamat siangnya. berkali-kali mendengarnya saya tetap saja tidak bisa mengingatnya. bunyi ucapan bahasa turki dan tibet juga terasa aneh. orang-orang tertawa setiap kali gule-gule--sayonara versi turki-- diucapkan. mestinya orang erith
kalau saya melihat ke belakang, pada apa-apa yang saya kerjakan dan sikap kerja saya, saya akan mendapatkan dengan mudah bukti-bukti yang menunjukkan bahwa saya bukanlah seorang yang konsisten. saya tidak cukup tekun mengejar sebuah tujuan. misalnya, saya pernah membaca habis buku kumpulan kolom quindlen. pada saat itu saya berniat akan belajar menulis kolom dengan mempelajari gayanya menulis. saya pernah mencatat tema-tema yang ingin saya tulis, saya menyebut saat itu sebagai saat yang penuh ide. tapi waktu berlalu dan ketertarikan saya berubah. tak satu pun yang ada didaftar itu berujud lebih jauh dari satu dua frasa. bukti lain yang adalah tumpukan print-out halaman web yang memenuhi rak buku saya. aesop fables, kumpulan kasus-kasus dilematis dari ethics institute, majalah time, fotokopian the palace thief dan artikel dari the guardian. semangat besar yang diredam oleh keterbatasan--waktu, kemauan, kemampuan. saya tidak konsisten mewujudkan keinginan. tidak tekun belajar. per
sebelum tidur kemarin malam, saya mencatat apa yang saya pikir perlu saya kerjakan pagi ini. saya merasa itu sebuah langkah yang membuat saya bersemangat bangun pagi. saya tidak lagi membuat alasan di saat jeda antara kantuk dan jaga untuk meneruskan sedikit lagi tidur saya. saya tidak menyediakan diri untuk keraguan itu karena sebelum tidur saya sudah menetapkan apa yang akan saya kerjakan. saya akan mencoba cara ini setiap malam. akan saya sediakan kertas dan pena di samping tempat tidur, dan saya catat apa yang saya harus kerjakan besok pagi agar semangat saya tetap terjaga.
ribut-ribut ruu sisdiknas di indonesia. pada awalnya saya tidak mengerti apa yang jadi persoalan. selama ini pendidikan agama di sekolah sudah menjalankan seperti yang disebutkan dalam ruu, sekolah menyediakan guru sesuai keyakinan agama masing-masing. saya tidak tahu apa yang salah di situ sampai saya membaca pengalaman seseorang di milis madia. dia seorang pastur. dia sudah menetapkan cita-cita itu sejak kecil. umur tujuh tahun dia masuk sekolah dasar negeri di tebet yang, karena hanya punya sedikit murid kristen, tidak bisa menyediakan guru kristen untuknya. dia lantas ikut kelas agama islam, ikut menghapal rukun islam, rukun iman, belajar mengaji dan menghapal juz amma. hingga umur tiga belas tahun dia belajar islam, tapi itu tidak mengubah cita-citanya. kini dia jadi tahu tentang islam dan tahu apa yang membuat orang islam marah apa yang menyakiti hati orang islam. bekal penting buat dia sebagai pastur. tamat sma dia masuk sekolah teologia. yang saya peroleh dari cerita pen
teman-teman saya mengajak untuk pergi ke sebuah tempat yang jauh dengan berjalan kaki sambil belajar. dengan bus saja jarak itu ditempuh memakan waktu dua puluh empat jam. saya menolak untuk ikut, terlalu berat dan tidak praktis. di mana akan menginap, bagaimana membawa barang yang berat sambil berjalan dan duduk belajar. lebih baik naik kendaraan untuk cepat tiba di tujuan kemudian belajar dengan tenang di sana. saya menduga perjalanan seperti itu bakal butuh tiga empat hari jika ditempuh dengan berjalan kaki. usul saya, meski masuk akal, dianggap membatalkan rencana yang bagus. itulah mimpi tadi malam. ditambah episode lain tentang seorang tetangga yang mirip pak emil salim, datang menangkap merpati dan menjelaskan bahwa otak merpati itu menyebar hingga ke sayap kiri dan kanannya. itulah sebabnya mereka bisa terbang. jika otak mereka hanya di kepala, mereka hanya bisa bergerak ke atas dan ke bawah seperti langkah kaki manusia. penyebaran itu terjadi secara evolusi. kamu juga bisa beg
bukan cuma sekali saya mengalami ini, lupa ide yang kemarin terlintas. waktu itu saya merasa betapa terlalu jelas dan logisnya apa yang terlintas itu sehingga sampai kapan pun rasanya saya akan tetap ingat. saya tidak bisa segera mencatatnya ketika itu karena saya sedang melakukan pekerjaan lain. saya berniat akan mencatatnya nanti, atau bahkan sengaja menyisakannya untuk dituliskan pada jam menulis. tapi rupanya yang saya ingat hanyalah bahwa saya sempat punya ide tapi tidak ingat apa isi ide itu. saya belum jera juga mempercayai ingatan yang sudah berkali-kali mengecewakan saya. saya mesti mencatatnya seketika, betapa pun remeh. makanya anne tyler, margaret chittenden, anne lamott menyediakan kertas indeks dan pulpen di mana pun dalam rumah mereka dan membawanya ke mana pun mereka pergi. begitu terlintas, mereka cukup naif untuk menganggapnya penting dan mencatatnya saat itu juga. ternyata saya masih belum mengambil pelajaran ini setelah tersandung puluhan kali.
sedang baca buku apa saya saat ini? masih tersisa dua novel dari perpustakaan yang belum sempat saya selesaikan. keduanya dari anne tyler, patchwork planet dan back when we are grown up. kalau saya menyukai seorang pengarang, saya berusaha membaca sebanyak-banyaknya karya dari dia. ian mcewan dan anne tyler, lois lowry dan katherine paterson. empat pengarang ini yang paling banyak saya baca belakangan ini. saya ingin mengenal gaya tulisnya, juga ingin memetik sedikit gaya mereka, meniru seorang master adalah salah satu cara belajar yang sah. tapi karena keterbatasan waktu pinjam, buku-buku mereka harus saya kembalikan segera setelah selesai dibaca. saya belum sempat melakukan pembacaan ulang, belum sempat mengutip dan mencatat penggalan-penggalan yang menarik. akhirnya saya hanya meminjam buku yang lain lagi dan melupakan niat untuk mencermati gaya mereka kecuali dari novel yang saya miliki sendiri. tampaknya pada akhirnya saya perlu memiliki sendiri buku-buku dari pengarang yang saya
jika saya punya kesibukan yang saya rasa akan mengantar saya pada apa yang saya tuju, saya tiba-tiba merasa waktu menjadi panjang, kesempatan masih akan datang dan segala kekhawatiran tentang waktu yang cepat berlari menjadi pupus. jika waktu tidak diisi dengan kegiatan yang sesuai dengan cita-cita kita, waktu akan terasa kurang, cepat berlalu dan sempit. segala harus diburu-buru. seperti ingin segera membuktikan sesuatu pada dunia, padahal untuk itu dibutuhkan proses memasak yang lama dan lambat.
salah satu yang ingin saya hindari dalam hidup ini adalah mengumpulkan barang-barang yang ternyata tidak saya butuhkan. saya tidak ingin rumah saya menjadi tempat penyimpanan barang-barang yang tak benar-benar bermanfaat, yang tidak pernah digunakan sekali pun, yang ada hanya karena keinginan sesaat untuk memiliki ketika melihatnya. itulah sebabnya saya selalu menahan diri ketika berjalan-jalan di fleamarket. seringkali pulang tanpa membeli apa-apa, hanya melihat-lihat, sambil berpikir setiap kali melihat sebuah barang, untuk keperluan apa barang tersebut jika saya memilikinya. akhirnya semua barang yang dijajakan di sana, meski murah dan bagus, tidak pernah berpindah ke tangan saya. datang ke fleamarket tanpa rencana tidak pernah menjadi sesuatu yang betul-betul menarik. barang yang paling sering saya beli di sana adalah buku dan pakaian. buku selalu terpakai, terutama buku cerita anak-anak untuk hanifa. saya jarang menemukan buku untuk saya di fleamarket koganei koen karena hampir ti
mengurangi sampah dimulai dari pemilahan sampah, begitu tertulis di truk sampah koganei yang warna hijau muda. para istri ini tampaknya disuruh berhenti berpikir. ketika ditanya mengapa dia tidak naik sepeda, jawabannya tidak dibolehkan suaminya. itu seperti sudah menjelaskan semua duduk persoalan. seperti sesuatu yang tak perlu digugat lagi. lawan bicara pun terdiam sambil bertanya dalam hati, menurut dia sendiri apa salahnya jika dia naik sepeda. apakah tidak ada sebuah alasan objektif yang bisa ditemukannya sehingga larangan itu bisa tampil sebagai sesuatu yang masuk akal, bukan sekadar bukti kemahakuasaan suami atas kehidupan dan pilihannya sehari-hari.
berada di awal bulan yang baru. saya kembali disadarkan tentang laju waktu yang tak bisa berhenti. saya kembali merasa didesak oleh diri sendiri untuk segera mewujudkan cita-cita saya. tapi pagi ini saya memulainya dengan keraguan. saya belum juga bisa melihat dengan jelas arah yang mesti saya tempuh. seperti apa keadaan diri saya sebenarnya, dengan kemandegan yang terlalu besar. saya betul-betul sulit untuk berubah, sulit untuk melepaskan diri. sulit mengambil keputusan dan mengambil tindakan. mau apa saya sebenarnya? musim sudah berganti. hari-hari yang hangat menanti di depan. lemari pakaian saya bongkar, pakaian-pakaian musim dingin disimpan di bagian belakang. barisan depan kini diisi oleh pakaian musim panas yang lebih tipis dan ringan. karpet dijemur, pemanas ruang disingkirkan, pelembab ruang dibongkar dan dibersihkan, lapisan kerak dari uap air yang menempel di bagian dalamnya yang sudah tebal dikerik, garing seperti biskuit.