Postingan

Menampilkan postingan dengan label japan

Hotaru dan Haiku

Gambar
  Ochanomizu hotaru. Kobayashi Kiyochika, circa 1880 Pada awal musim hujan seperti sekarang, saya dan anak-anak suka duduk di teras belakang menjelang malam, melihat kunang-kunang. Waktu kecil, mereka pernah benar-benar menangkap beberapa kunang-kunang dan menyimpannya di dalam botol kaca, hanya untuk mencoba membuat lampu kunang-kunang seperti banyak digambarkan dalam komik dan anime, lalu dilepas lagi. Ada kesan lembut dan halus pada kunang-kunang yang membuatnya amat menarik perhatian. Kelap-kelipnya yang lemah dan terbangnya yang lambat seperti suar bergerak dalam gelap. Daya tarik makhluk bercahaya ini membuat berkembangnya banyak cerita rakyat, mitos, takhayul, dan puisi terkait dengan kunang-kunang dalam berbagai latar budaya.     Di Indonesia, misalnya, dikatakan bahwa kunang-kunang berasal dari kuku orang mati. Di Cina zaman kuno, kunang-kunang diyakini berasal dari pembakaran rumput. Naskah Cina kuno mengisyaratkan bahwa hobi yang populer di musim panas adalah menangk

Shikibu Murasaki

Gambar
Kehidupan dalam istana kerajaan Jepang zaman Heian (794-1192) sungguh tak menguntungkan bagi kaum wanita. Seperti di banyak kerajaan lainnya, para wanita keluarga raja sangat dijaga. Hidup mereka penuh aturan dan batasan. Dunia di luar istana nyaris tak mereka kenali. Mereka hanya boleh keluar ketika ada acara pesta rakyat. Pendidikan yang mereka dapatkan pun terbatas. Hanya sedikit di antara mereka yang bisa membaca dan menulis.  Dalam suasana seperti inilah lahir novelis wanita pertama dunia, Shikibu Murasaki. Dialah penulis Genji Monogatari (Kisah Genji) , karya novel pertama dalam sejarah.   Shikibu Murasaki menyelesaikan novel ini pada 1011. Ceritanya berlatarkan kehidupan istana Heian Kyoto pada masa itu. Murasaki bukanlah nama asli penulisnya, tetapi diambil dari nama tokoh wanita di dalam novel itu. Tak banyak yang diketahui tentang dirinya kecuali bahwa dia adalah istri Fujiwara Nobutaka, anggota keluarga aristokrat Kyoto yang wafat pada 1001. Murasaki rajin menulis catatan h

Kota Buku Kanda Jimbocho

Gambar
MENYUSURI Yasukuni-dori di Kanda-Jimbocho bagaikan masuk ke masa silam Tokyo. Meski berada di tengah kota, wilayah itu jauh dari suasana metropolitan. Bangunan-bangunan tua dari masa sebelum Perang Dunia II berjejer di kiri kanan jalan. Di beberapa tempat tampak warung sake gaya lama dengan kendi-kendi putih besar bertumpuk di depan pintunya. Inilah bagian kota lama Tokyo, wilayah yang pernah terselamatkan dari pengeboman tentara sekutu pada Perang Pasifik 1941 lantaran aset buku-buku berharga di atasnya. Di sinilah terletak kota buku Jimbocho--pusat perdagangan buku Jepang yang sudah aktif semenjak abad kesembilan belas. Sisi selatan jalan itu adalah rumah bagi sekitar 136 toko buku tua, buku langka dan buku bekas, 30 toko buku baru, 25 agen distribusi, dan sejumlah besar perusahaan penerbitan dan editing. Buku adalah mesin waktu. Buku bekas dan buku antik dijual di sepanjang jalan wilayah Kanda-Jimbocho. Foto (c) Nick D. Wikimedia Commons  Tumpukan dan pajangan buku tampak