Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2003

Izu

Hari ini saya sendirian di rumah. Hanifa dan ayahnya ikut perjalanan wisata ke Izu dengan bus bersama kelompok pelajar asing di Todai. Sejak beberapa hari lalu Hanifa sudah dipersiapkan untuk perjalanan ini. Dia tahu dia pergi hanya dengan ayahnya, akan menginap satu malam di sana dan saya tidak akan ikut. Ketika akan berangkat tadi Hanifa berpesan bahwa saya tidak akan sendirian di rumah karena bisa bermain bersama boneka-bonekanya dan ada "Tomi." Melihat fotonya di dinding saya tiba-tiba disergap kangen. Tidak ada suara ributnya, celotehannya mengomentari segala yang saya lakukan, berbicara dengan boneka dan derap kakinya yang berlari ke sana kemari. Hari ini Hanifa berulang tahun ketiga. Tiga tahun menjadi orangtua bagi satu anak ini merupakan pengalaman paling penting dalam hidup saya sejauh ini. Saya makin melesak masuk ke dalam peran itu. Saya ingin menjalankannya dengan sebaik yang saya bisa. Makin hari saya makin ingin tahu tentang perkembangan seorang anak, bagaimana

Ide

Seorang teman menulis tentang ide. Dia memperlakukan ide seperti barang yang bisa ditimang-timang, kemudian dilempar keluar jendela. Tulisannya berjudul, "Wahai Ide, Keluarlah Kau dari Gua!" Saya teringat apa yang ditulis Jeff dalam The Writer's Idea Book. Ide tidak bisa dipanggil datang. Dia akan muncul tanpa ditunggu. Hanya dengan banyak menulis orang dapat merasakan ide muncul dalam dirinya. Coba menunggu, dan kau akan menunggu lama sekali. Sampai bosan. Kadang ide datang pada saat yang tidak diduga. Tadi malam, di tengah tidur yang tak nyenyak, saya mendapat dua ide tulisan. Saya membolak-baliknya dalam pikiran. Mencoba seluruh sudut pandang. Makin saya pikirkan makin membanjir alirannya. Saya takut tidak bisa mengingatnya ketikab bangun besok pagi. Saya harus segera mencatatnya. Kalau saya membiarkannya hanya larut dalam benak, besok pagi ketika bangun, saya hanya ingat pernah mempunyai ide tak tak kunjung bisa menyebutkan apa isinya. Saya akan menyesal. Tapi ide itu