Postingan

Menampilkan postingan dengan label baca

Buku Pilihan (Juni 2021)

Gambar
  Pengantar:  Juni mengingatkan kita pada Sapardi. Judul buku itu teramat melekat di benak kita, sehingga seperti sekawan dalam satu sebutan. Dari puisi, karya sang maestro ini beberapa kali alih wahana ke musikalisasi, novel dan film. Bulan ini saya memilihkan trilogi yang lahir dari puisi itu selain dua novel lain karya penulis muda untuk mengimbanginya. Selamat menikmati bulan Juni.

"Jurnal Banda": Dokumenter Tanah Pala

Gambar
Banda adalah nama yang kerap muncul dalam pelajaran sejarah Indonesia. Bicara sejarah Indonesia pasti tidak bisa lepas dari membicarakan tentang Banda, karena gugus kepulauan di bagian timur Indonesia ini merupakan alasan bagi kedatangan para penjelajah laut dari negeri-negeri Barat yang kemudian menjadi penjajah. Di kepulauan inilah tempat asal rempah yang pada abad pertengahan dihargai setara emas dan menjadi komoditas penting perdagangan dunia masa itu: Pala. Banda pada abad ketujuh belas menjadi perebutan antara negara-negara adidaya di zaman pelayaran samudra: Spanyol, Portugis, Belanda, Inggris. Belanda berhasil menguasai Banda pada tahun 1621, membantai ribuan penduduk asli. Mereka memonopoli perdagangan rempah dan mendirikan tak kurang dari dua belas benteng di kepulauan Banda, menunjukkan pentingnya posisi gugusan pulau kecil ini  sebagai penopang kekuatan ekonomi kerajaan Belanda. 

Buku Pilihan (Mei 2021)

Gambar
Pengantar:  Menjelang akhir Ramadhan, bulan yang kita hari-harinya kita isi secara berbeda, mengubah jadwal harian, membuka banyak kesempatan untuk refleksi diri. Perenungan untuk menemukan kembali niat dan tujuan sejati setiap langkah kita dalam mengisi waktu setiap hari. Juga bulan untuk mudik, pulang ke kampung halaman, melihat kembali ke akar diri. Meski tahun ini, kita masih belum leluasa untuk mudik. Untuk bulan ini, saya memilihkan buku yang sejalan dengan tema ini: pulang ke kampung, mudik dan perenungan diri. Semoga rekomendasi ini dapat membantu teman-teman dalam memilih buku dan membacanya.    ANAK-ANAK MASA LALU Damhuri Muhammad “Dunia cerita yang saya rancang senantiasa bermula dari kenangan tentang kampung halaman. Mungkin itu sebabnya, dalam pergaulan dengan sejawat-sejawat pengarang, saya kerap disebut kampungan … Alih-alih bergerak maju dan gemilang, saya malah merasa semakin terbelakang, semakin ndeso …” Di tengah maraknya tren penulisan fiksi yang kian

Buku Pilihan (April 2021)

Gambar
Pengantar:  Menanggapi posting saya sebelumnya bertajuk  Berkawan dengan Buku , banyak teman yang meminta  saya untuk merekomendasi buku apa yang menarik untuk dibaca. Ada yang ingin meneruskan hobi membaca yang sempat mandeg, ada yang baru mau mulai menumbuhkan kebiasaan baik ini. Keduanya memiliki kebutuhan yang sama: informasi tentang buku pilihan. Oleh karena itu saya memutuskan untuk membuat artikel rekomendasi buku. Artikel ini akan muncul secara periodik, berisi tiga saja judul pilihan saya setiap bulan. Bukan buku dari daftar bestseller, juga tidak selalu buku baru. Tapi pilihan pribadi yang saya suka dan ingin saya rekomendasikan.  Saya tidak meresensi, hanya memberi informasi. Sebab, kurangnya informasi adalah salah satu faktor yang membuat buku tidak sampai ke tangan pembaca. Teks informasi sebagian besar diambil dari sinopsis di sampul belakang buku ditambahkan informasi dari sumber lainnya yang saya anggap menarik dan penting untuk ditambahkan.  Saya berharap setidakny

Berkawan dengan Buku

Gambar
Pajangan buku di salah satu stand Gualadajara Book Fair 2019 Tanggal 23 April adalah Hari Buku Sedunia. Tanggal ini dipilih Unesco karena bertepatan dengan tanggal wafatnya Shakespeare dan Cervantes, 23 April 1616.  Maka pada hari ini, untuk turut merayakannya, saya ingin melacak ke belakang sejumlah nama yang dengannya saya berkawan di dunia buku.  Sebagai seorang pekerja perbukuan, saya bersentuhan dengan buku setiap hari. Terlalu banyak tapi sekilas sehingga tidak masuk hitungan. Berkawan dengan buku yang saya maksud adalah buku yang ikut mewarnai ingatan saya tentang masa lalu. Buku yang menemani saya melewati masa demi masa. Mari kita mulai dari masa sekolah dasar. Bacaan yang paling saya ingat dari masa itu adalah buku-buku serial karya Alfred Hitchcock, Enid Blyton, dan Karl May, serta seri Little House in the Prairie. Yang terakhir ini adalah juga nama film seri TVRI yang sangat popular pada 1980-an karena waktu itu tak banyak pilihan. Kami menanti dan menontonnya dengan khusyu

"Memento Vivere"

Gambar
John Willam Waterhouse, A Tale from the Decameron, 1916 Di kota Florence, Italia, tahun 1348. Wabah Bubonik sedang mencengkeram. Perkampungan kosong, kekacauan di mana-mana, rutinitas hidup sehari-hari telah ditinggalkan. Orang yang terdampak virus konon akan mendapati bisul tumbuh di selangkangan atau ketiak mereka, lalu bintik-bintik hitam di kaki dan tangan. Ada yang tampak sehat di pagi hari, tapi pada waktu malam sudah bergabung dengan leluhur mereka di alam baka. Kematian begitu cepat terjadi, sering kali dalam kesendirian karena setiap orang harus menjauhi yang sakit agar tak terjangkit. Sekelompok anak muda memutuskan pergi meninggal kota untuk melakukan karantina mandiri. Sepuluh orang, yang terdiri atas tujuh perempuan dan tiga lelaki, menyingkir ke luar kota untuk menghindari sengsara yang melanda, karena tak ada yang bisa berbuat apa-apa selain menyaksikan tumpukan mayat-mayat terus bertambah dan mendengar kabar tentang siapa yang mati hari ini. Yang mereka lakukan dal

Bahasa Visual Sang Pelukis Gagal

Gambar
" Aku seorang pelukis gagal, tapi sang pelukis tak pernah mati di dalam diriku ."~Orhan Pamuk Orhan Pamuk, book signing, Sharjah, 31 Oktober 2019 Pada akhir Oktober 2019 di Sharjah, UAE, saya sempat mengikuti acara talk show yang menghadirkan Orhan Pamuk di panggung Sharjah International Book Fair. Dia berbicara tentang apa alasannya menulis dan kebebasan berekspresi di Turki.

Kafka di Tengah Hujan Badai

Gambar
Wajah orang atau kucing? Gambar di sampul dengan cermat mewakili aspek cerita novel ini. Setelah membaca beberapa novel Murakami, saya bisa mengatakan saya lebih tertarik pada ekspresi artistiknya, metafora segar, makna tersembunyi, dan dialog-dialog cerdasnya daripada plot cerita, drama dan romansanya.  Dunia surrealisme yang digambarkan Murakami tentu saja masih menarik, penuh kejutan. Realisme magisnya selalu berhasil membuat kita terlontar ke dunia  lain, terbawa ke dalam imajinasi yang lepas. Tokoh-tokohnya mengalami banyak penderitaan, kesepian, petualangan seks, krisis, dan kebahagiaan. Namun beberapa hal terasa mengulang dari novel ke novel, Murakami terasa mendaur ulang beberapa trik bercerita dalam novelnya. Dalam Kafka on the Shore , Murakami menggambarkan dua perjalanan paralel melintasi ruang dan waktu. Alur pertama dari sudut pandang Kafka Tamura, remaja lima belas tahun yang pergi meninggalkan rumahnya. Bertekad menghindari kutukan Oedipus yang diramalkan ayahnya. Namu

Putri, Azmi, dan Anna Karenina

Gambar
Namanya Putri Aulia. Saya melihat namanya di pojok kanan atas selembar kertas. Putri Aulia menuliskan pohon keluarga Anna Karenina karya Leo Tolstoy setelah selesai membaca buku tersebut. Bikin saya tercengang. Anak 12 tahun yang sekarang duduk di kelas 7 Mts Sukamiskin, Bandung, itu sudah mampu melahap novel berat dan menuliskan rangkumannya. Setelah Anna Karenina, sekarang Putri mulai membaca Pramudya dan Alkemis dari Paulo Coelho. Putri Aulia adalah salah satu siswa yang mengikuti sekolah samin yang diselenggarakan Yayasan Odesa. Dia sangat suka membaca novel dan komik. Setiap minggu dia meminjam buku di Perpusatakaan Odesa Indonesia, menamatkannya dalam seminggu atau kurang, lalu meminjam lagi buku baru. Setelah banyak membaca dia mulai juga rajin menulis dibimbing para mahasiswa relawan. Semangat ini semakin meningkat pada masa pandemik ketika kegiatan belajar di sekolah dipindah ke rumah. Anak-anak jadi lebih sering datang ke Odesa karena mereka jadi punya waktu seperti masa libu

9 Tips Membaca Bersama Anak

Gambar
Kegiatan membaca di sekolah samin, Odesa, Cimenyan. 29 Mei 2018 Banyak orangtua mengeluhkan susahnya membuat anak mereka gemar membaca, terutama p ada anak yang sudah memasuki usia sekolah. Memang, saat terbaik untuk memulai menumbuhkan kebiasaan membaca adalah sejak bayi. Tapi tak ada kata terlambat. Ketika ketersediaan buku bacaan bukan lagi masalah, yang perlu diupayakan orangtua adalah menciptakan suasana yang menyenangkan dan mendukung tumbuhnya kebiasaan membaca di ruma. Cobakan rangkaian tips berikut, terutama untuk anak yang sudah memasuki usia sekolah: 1. Gabungkan berbagai aktivitas dengan buku   Setiap anak punya kesenangan dan hobi berbeda. Mungkin dia suka olahraga, anime, gim, bersepeda, menggambar. Semangati anak untuk membaca buku tentang aktivitas kegemaran mereka, tokoh kartun kesukaan, atlet olahraga pujaan mereka. Menjelang tidur atau saat-saat santai ajak mereka bicara tentang apa yang sudah mereka baca hari ini.  2. Berkunjung ke perpustakaan   Jadilah anggota per

Apa Arti Hari Buku Nasional?

Gambar
Hari ini, tak perlu kita mengulang lagi cerita lama tentang rendahnya minat baca masyarakat Indonesia. Kita semua sudah mafhum itu. Data-data statistik yang selalu dikutip pun kita sudah hafal di luar kepala. Peringkat 60 dari 61 negara, hanya satu tingkat di atas Botswana, urutan ke 64 dari 65, hanya 1 di antara 1000 orang penduduk. Ini klise yang menghasilkan gambar pudar. Kenyataannya, dalam tingkat minat baca yang demikianlah dunia penerbitan dan perbukuan kita bertumbuh. Dengan susah payah. Tahun demi tahun. Di tengah sedikitnya orang-orang yang mau membaca, buku-buku tetap dibeli. Penulis-penulis baru terus bermunculan. Puisi-puisi masih diperbincangkan. Nama-nama penulis lama dan baru melesat bergantian menjadi bintang. Buku-buku bestseller dunia tetap diterjemahkan. Ini patut disyukuri, sekaligus disesali. Yang ingin kita syukuri adalah, literasi bangsa ini nyatanya ditopang oleh kerja orang-orang yang punya kegairahan dan kecintaan tinggi terhadap buku. Tak mendapat dukungan p

Memilih Buku untuk Batita

Gambar
Setiap anak berkembang dengan kecepatan berbeda-beda. Tapi semua teori psikologi perkembangan sepakat bahwa usia 1-3 tahun adalah masa keemasan pertumbuhan anak. Periode ini adalah masa ketika anak bertumbuh sangat cepat.   Begitu banyak pembelajaran dan perkembangan yang terjadi dalam tiga tahun pertama, sehingga ini merupakan kesempatan terbaik bagi orang tua untuk memberikan stimulus bagi si kecil. Memperkenalkan buku yang tepat adalah salah satu cara pemberian stimulus positif bagi tumbuh-kembang bayi. Ada kriteria khusus bagi buku yang tepat untuk digunakan pada bayi usia 1-3 tahun dari segi konten, bahasa, dan desain: -Konten: Buku dengan gambar yang besar atau berwarna cerah, ilustrasi yang jelas dengan latar belakang kontras. Buku yang memiliki gambar yang sederhana, satu gambar per halaman. Buku dengan gambar sederhana tentang benda dan aktivitas yang biasa dikenali. - Bahasa: Bayi suka melihat buku tanpa teks, atau hanya dengan satu kata mendampingi satu gambar besar.

Tips Membimbing Anak Belajar di Rumah

Gambar
Ketika sekolah-sekolah terpaksa diliburkan demi menghentikan persebaran virus Corona seperti sekarang ini, orangtua dihadapkan pada kenyataan bahwa mereka harus lebih banyak terlibat dalam kegiatan belajar anak. Ternyata ini tidak mudah. Berbagai meme lucu yang sempat menyebar di media sosial belakangan ini, meski bernada kelakar, sesungguhnya menunjukkan persoalan nyata yang dihadapi banyak orangtua: kebingungan dan ketidakmampuan untuk membimbing anak belajar di rumah. Salah satu meme itu memperlihatkan dua anak sedang mengobrol. Anak pertama bertanya, "Gimana rasanya belajar di rumah?" yang dijawab oleh temannya dengan mengatakan, "Aku tak sanggup lagi. Mamaku lebih galak dari ibu guru di sekolah.. Bawaannya marah-marah melulu!" Orangtua merasa kewalahan dalam membantu anak memahami pelajaran, ini ditambah lagi dengan soal kegagapan dalam menggunakan teknologi dan aplikasi untuk pembelajaran online, seperti Google Classroom, Ruangguru, Quizziz, Brainy, dan lain

Bincang Buku-buku Karen Armstrong

Gambar
Kita mengenal Karen Armstrong melalui buku-bukunya, yang paling terkenal di antaranya adalah Sejarah Tuhan (1993). Karen, yang pernah diundang ke Indonesia oleh Penerbit Mizan pada 2013, secara konsisten menulis buku-buku bertema sejarah agama, perbandingan agama, sering diminta menjadi komentator masalah-masalah agama dalam kaitannya dengan berbagai peristiwa dalam perkembangan politik internasional. Harian Washington Post menyebut Karen sebagai "sejarawan agama terkemuka dan paling produktif menulis". Encyclopedia of Islam (Encyclopedia of World Religions) (2009), memasukkan Armstrong dalam kelompok sarjana terkini yang menyampaikan pandangan "kurang lebih objektif" tentang Islam dan asal-usulnya kepada publik luas di Eropa dan Amerika Utara. Setelah 11 September, dia sering diminta untuk memberikan kuliah dan menyerukan dialog antaragama. Buku-buku Karen Armstrong menjadi topik perbincangan di acara Live IG @mizanpublishing pada Kamis, 16 April 2020, bersama saya