Postingan

Menampilkan postingan dengan label sehari-hari

FOBO: Lumpuh dalam Kelimpahan Pilihan

Gambar
Mall TSM Bandung sebelum Covid Hari-hari ini saya sedang berusaha mencari hadiah ulang tahun untuk anak sulung saya yang bulan depan berusia dua puluh. Dalam keterbatasan pergerakan saat ini, andalan saya adalah toko online. Saya berharap dengan mengetikkan kata kunci tumbler atau headset di kotak pencarian Shopee atau Lazada, urusan bisa selesai dengan cepat. Tapi rupanya tak semudah itu. Shopee menampilkan 100 halaman hasil pencarian dengan masing-masing halaman berisi 50 jenis tumbler. Lazada menyebutkan ada 1.688.191 barang ditemukan untuk "headset". Oh, baiklah. Ada ribuan bahkan jutaan pilihan yang muncul untuk setiap barang yang saya cari, dengan beragam variasi warna, bentuk, harga, ukuran, fungsi, lokasi penjual. Untuk headset ada pula pilihan gaming, bluetooth, full bass dan macam-macam lagi. Belum lagi berhadapan dengan aneka ragam merek dan rekomendasi dari para reviewer. Terlalu banyak variasi, terlalu banyak pilihan, perlu lebih banyak waktu untuk menentukan ma

Hujan Pagi Hari

Gambar
Hujan pagi menahan laju langkah kita hari ini. Semua ingin lebih bergegas, tapi sadar mereka justru harus lebih bersabar. Langit kelabu mengundang cemas akan bahaya. Rintik di kaca jendela menetes seperti airmata. Tapi lihatlah, warna-warni payung dan jas hujan meriah memikat mata. Dan cangkir minuman terasa lebih hangat dalam rengkuh genggaman. Ya, kita semua sama-sama tertahan di sini.  Tak ada yang ingin semangatnya terusik basahnya pagi. Lokasi foto: Jalan Soekarno Hatta, Bandung 

Garis Batas dan Titik Temu

Gambar
Langit, bumi. Ombak, pasir. Siang, malam.  Pantai adalah titik temu, sekaligus garis batas. Karena itu ia selalu dirindu. Kusesali jika di garis batas ini Orang kehilangan nyali Untuk ikuti petunjuk dari hati Lalu biarkan dirinya hanyut Dalam pusaran arus  Lupa pada tujuan asali Asalkan dapat validasi

Berjalan di Hutan

Gambar
Pikiran kita sering terpaku pada apa-apa yang mengganggu. Bergumul dengan khawatir dan prasangka. Tenggelam dalam lorong gelap pikiran kita. Hilang kontak dengan sisi diri kita yang lebih terang. Saat berjalan di dalam hutan, kita terpukau melihat indahnya cahaya di antara pepohonan; sinar matahari lembut tersaring oleh dahan dan dedaunan. Kita mulai memperhatikan detail: monyet-monyet bergantungan di batang pohon, burung berlompatan di dahan. Kita mulai melihat bentuk dan warna daun yang berbeda, ada yang runcing, bulat, lebar, sempit, hijau gelap atau agak merah. Kita jeda sejenak untuk melihat tanaman yang merambat di tanah—menyingkirkan dahan-dahan patah, buah-buah pinus, dan tumpukan daun kering, menemukan kumbang, cacing, ulat dan siput. Saat kita mulai menaruh perhatian, alam seperti tersibak di hadapan kita. Lihat, seekor semut sedang memulai petualangan meniti ranting; putik di sebatang pohon sedang melalui proses menjadi bunga; seekor kupu-kupu sedang mengembangkan sa

Cikored

Gambar
Jalan menuju Desa Cikored, melewati Curug Batu Templek Hari ini, Minggu 27 Januari 2019, pertama kali saya ikut mengajar di Cikored untuk kelas menulis anak-anak yang dikelola Yayasan Odesa. Lokasi baru ini letaknya jauh tersembunyi di lekukan bukit. Jalan menuju ke sana panjang berliku, naik turun curam dan terjal. Kegiatan belajar dilaksanakan di sebuah rumah kecil yang di halamannya ada kandang kambing, ayam dan kelinci, menghadap ke lembah yang ditanami sayur-mayur. Kelas hari itu dihadiri oleh delapan anak dengan rentang usia kelas 1 hingga kelas 6 SD. Biasanya jumlah peserta di kelas minggu yang baru dibuka pada Desember 2018 ini diikuti hingga dua puluh anak. Namun setiap kali pertemuan jumlahnya selalu bervariasi. Ada yang tidak datang karena alasan jarak yang jauh, ada kegiatan lain, harus membantu orangtua, sudah datang tapi pergi lagi. Dan bermacam alasan lainnya. Hari itu anak-anak belajar untuk membuat kalimat berima. Mereka bermain mencari kosakata yang memi

Children and Books: Start Early, Stay Long

Gambar

Sejenak di Museum Affandi

Gambar
Ini cerita yang tersisa dari acara liburan keluarga akhir tahun lalu ke Yogyakarta. Setelah kunjungan ke objek wisata yang lazim di kota gudeg ini--Prambanan, Malioboro, Kraton, Borobudur, Parangtritis--kami menyempatkan mampir ke Museum Affandi. Sebenarnya bukan direncanakan, tetapi karena jalan menuju Kaliurang siang itu  teramat macet, menjelang perayaan malam pergantian tahun, kami memutuskan untuk putar balik. "Ingin anak-anak mendapatkan nuansa lain dari wisata liburan," kata si ayah, maka kunjungan tanpa-rencana ke Museum Affandi pun mendapatkan konteks yang menyenangkan. Bangunan khas Museum Affandi, nyaris ikonik

Paling Benar atau Paling Cepat Berubah?

Tak terlalu penting untuk menjadi benar, lebih penting menjadi orang yang paling segera berubah. Kalimat ini terlintas di benak saya saat melihat perilaku pengguna jalan. Berpapasan di jalan sempit, berselisihan nyaris menyerempet. Kedua kendaraan terpaksa berhenti, Mungkin yang satu salah karena mengambil jalan sisi kanan, mungkin juga yang lainnya salah karena mengemudi terlalu cepat. Salah satu harus mengalah. Tak ada yang bisa menang, kecuali dengan sedikit cedera dan goresan.

Yang Mengeluh dan Yang Merasa Beruntung

Apa yang menyibukkan pikiranmu hari ini? Aku kenal seorang pengeluh profesional, atau mungkin semi-profesional, karena dia tidak pernah mengirimkan surat pembaca atau menggalang demonstrasi negatif, hanya mengeluh dan menyuarakan keluhannya kepada orang-orang yang ada di dekatnya, entah secara langsung atau melalui jaringan sosial media. 

Destinasi Kuliner Bandung: Ramen

Gambar
Sumo Ramen Bar Jalan Tubagus Islamil Raya No 22, Bandung Kosenp bar digabung dengan nuansa Jepang dan Korea membuat tempat ini sangat menarik. Dalam daftar menu tersedia Suju Ramen dan juga Kimchi, dua ikon budaya Korea yang sangat kental. Menu yang banyak dicari pecinta kuliner adalah Ultimate Sumo Ramen yang terdiri atas empat vairan: Tom Yam, Miso, Curry, dan Kimchi. Variasi mi ramen juga ada pada jenis toppingnya yang sebagian besar terbuat dari seafood: narutomaki, bakso sayur, lucky star, caisin, chikua, crab stick, kimchi dumpling, fish cake, karaage.

Destinasi Kuliner Bandung: Kue-kue Unik

The Sugarush Cafe Jalan Braga No. 83, Bandung Kreasi cupcakes dan muffins di kafe ini amat semarak dengan paduan bermacam bahan dan warna. Rasa manis dan ringan membuat kenikmatannya terasa pas di lidah. Setiap hari Sugarush Cafe menyediakan cupcake berbentuk Elmo, salah satu tokoh dalam kartun Sesame Street. Bentuknya yang lucu dengan warna merah menyala, terbuat dari frosting berbahan dasar gula. Kafe ini terletak di kawasan strategis Jalan Braga. Green Cake & Coffe Jalan Citarum No. 2, Bandung Di kafe yang terletak di depan Taman Citarum ini, kita bisa mendapatkan berbagai pilihan cupcakes dengan frosting sesuai keinginan. Selain frosting yang bisa didesain sendiri,

Pepatah Gaya Hidup

Gambar
Untuk Indonesia yang Kuat (Ligwina Hananto) Beberapa waktu lalu Koran Tempo Minggu  menurunkan liputan tentang meningkatnya kebutuhan akan konsultan perencana keuangan keluarga di kalangan kelas menengah Indonesia. Tiga perencana keuangan yang dijadikan narasumber dalam laporan itu adalah Ligwina Hananto, Safir Senduk dan Adrian Maulana. Salah satu hal menarik yang saya ingat dari rangkaian artikel di harian itu adalah pernyataan Ligwina Hananto bahwa kelas menengah Indonesia saat ini banyak yang "terjebak dalam gaya hidup." Mereka terlihat mapan dan makmur dari luar namun sesungguhnya keropos dari dalam karena tidak membuat perencanaan keuangan jangka panjang (biaya pendidikan anak, rencana pensiun, biaya kesehatan dan perjalanan wisata), serta memaksakan diri untuk mengikuti gaya hidup yang tak sesuai kemampuan keuangan mereka yang sesungguhnya. Mirip dengan gelembung yang mudah pecah. Saran-saran dari perencana keuangan itu barangkali bukan hal yang terlalu baru,

TFG

Gambar
Entah kenapa, satu kalimat ini sering terlintas dalam ingatan saya belakangan: "Setelah hilang baru terasa penting." Mengapa kalimat ini terasa begitu mengesankan? Mungkin karena pada saat kita mendengarnya, kita seolah diingatkan pada suatu kelalaian. Kebiasaan buruk. Dan kita cenderung suka pada kalimat yang mencerabut kita sesaat dari kebiasaan buruk kita. Menyadarkan. Mungkin itu menunjukkan betapa kita sering lupa dan abai pada berkah yang hadir hari ini. Taken for granted. Sesaat tersadar, namun beberapa waktu kemudian kita kembali lupa. Semoga tidak.

Pengobatan Homeopati

Gambar
Sebuah paket kecil beramplop coklat diantarkan ke alamat saya hari ini. Isinya: dua botol obat homeopati untuk Rasyad dan Hanifa. Saya tidak pernah tahu seperti apa bentuk obat homeopati sebelumnya. Ini dia, butir-butir putih kecil dalam botol bening setinggi tidak lebih dari tiga cm.   Ilustrasi obat homeopati Petunjuk yang diberikan praktisi homeopati yang mengirimkannya dari Ubud, Tjok Gde Kerthyasa, mengatakan obat ini dikonsumsi dua butir pagi dan sore selama seminggu. Selanjutnya dikurangi dosisnya menjadi sekali sehari selama seminggu. "Setiap perkembangan dan reaksi yang muncul pada pasien setelah seminggu memakai obat penting untuk sampaikan." Demikian tertulis pada lembaran yang menyertai dalam paket ini. "Komunikasi adalah bagian yang sangat penting dari pengobatan homeopati." Jadi, benarlah jika dikatakan bahwa homeopati adalah pengobatan yang bersifat sangat personal, disesuaikan dengan gejala dan karakteristik unik pasien. Beruntung saya dapat me

Konsultasi dengan Tjok Gde Kerthyasa

Gambar
Selasa lalu (6 Maret 2012) saya berkesempatan untuk berkonsultasi langsung tentang masalah kesehatan anak-anak dengan ahli homeopathy dari Bali, Tjok Gde Kerthyasa . Penonton acara Nature Life di TransTV tentu telah mengenalnya sebagai host acara itu. Tjok Gde datang ke Bandung dalam rangka survei lokasi shooting untuk acara tersebut, dan di sela kesibukannya menyempatkan mampir ke Mizan hari itu. Dalam pertemuan singkat dengan redaksi Mizan, Tjok Gde  yang kini sedang menjalani studi pascasarjana di New England University, Australia, menceritakan latar belakang ketertarikannya pada homepathy. Salah satu yang mendorongnya mendalami ilmu pengobatan yang lebih natural ini adalah keinginannya untuk memberikan pengobatan alternatif pada anaknya yang didiagnosis dokter mengidap bronkhitis pada usia 5 bulan. Tjok Gde menemukan jawabannya pada homeopathy dan sejak itu terus mendalaminya, hingga menjadi seorang ahli seperti sekarang. Hingga kini, anaknya yang telah berusia 10 tahun

Ketika sakit ..

Gambar
Sudah lama virus flu tidak datang menghinggapi. Sekarang mereka melepas rindu dengan menggebu. Hampir seminggu ini pilek, bersin dan sakit kepala setia menemani, akhirnya hari ini saya menyerah, minta libur dari kantor untuk beristirahat.  Setumpuk komik Tintin untuk melewatkan Jumat pagi yang terasa sepi selepas anak-anak berangkat sekolah diantar ayahnya. Tak jauh-jauh dari ponsel, remote control dan iPad. Pagi ini saya kembali nonton Michael Jackson This Is It, untuk keempat kalinya, di saluran Fox Movies Premium. Tak bosan melihat sang Raja Pop lincah menari dan mengarahkan kru pementasannya dengan penuh perhatian dan rendah hati. Camilan harus sehat selama sakit, saya memilih jeruk, keju dan biskuit gandum. Untuk makan siang, pesan delivery bento dari Gokana.  What a sloooow day.

Liburan

Berita utama di koran PR hari minggu kemarin berjudul: "Objek Wisata Padat dan Macet." Sudah pasti, masa liburan begini. Tapi bikin sedikit jeri, ada kesempatan untuk berkunjung, jalan-jalan, tapi di mana-mana macet, berdesak-desakan, membuat kalimat 'there's no place like home' menjadi sangat terasa manisnya. Lalu, mau ngapain selama masa liburan. Masa nggak ke mana-mana. Oh, siapa yang mendikte kita harus selalu mengaitkan liburan dengan jalan-jalan. Hanya pada waktu liburan? Ayolah, dengan situasi dan fasilitas transportasi dan pariwisata kita yang begini, saya lebih suka untuk bepergian dan jalan-jalan bukan pada masa liburan massal: ambil jeda di tengah semester, pergilah berkunjung ke berbagai objek wisata dengan lebih nyaman (meski minus atraksi yang khusus dimunculkan pada masa liburan). Dan masa liburan sekolah bisa dipandang sebagai kesempatan untuk melakukan hal-hal yang tidak sempat dilakukan ketika anak-anak sibuk bersekolah: menonton film-film yang t

Hening Pagi

Gambar
Ditemani secangkir teh hangat dan sepotong roti, aku memulai rutinitas pagi. Memeriksa apa yang harus dilanjutkan dari pekerjaan kemarin dan meluangkan waktu untuk sedikit menulis. Aku suka memulai hari dengan cara ini. Pagi yang hening segar, pikiran masih bugar, dan hari masih seperti lembaran baru yang belum lagi ternoda berbagai kesalahan dan kekecewaan. Hanya setengah jam pertama. Setelah itu, kesunyian yang megah ini akan pecah oleh berbagai suara, dan kesibukan sehari-hari akan menyergap. Waktu hening berakhir. Apakah setiap orang butuh waktu untuk menyendiri? Begitu kamu bertanya. Aku menjawab ya, dan saat hening itu secara nyata bisa kudatangi setiap pagi. Kamu bilang, waktu menjadi wadah yang tak perlu. Betul, waktu untuk menyendiri bisa diciptakan kapan saja. Meski begitu, aku ingin masuk ke dalamnya lebih dari momen keheningan yang dihadirkan dalam pikiran di tengah keriuhan. Ya, aku tahu, tak selalu hening pagi ini bisa kumasuki. Aku memberi toleransi pada diri sendiri un

Di Sebuah Persimpangan

Gambar
Aku harus keluar pagi-pagi. Tidak seperti biasa. Ada janji pertemuan yang tak bisa diubah. Buru-buru menyalakan mesin lalu melesat pergi. Aku tahu lalu lintas akan seperti neraka pagi ini, tapi aku hampir terlambat. Memasuki jalan utama, benar saja: macet! Aku berbelok dan mengambil jalan kecil. Jalan itu membawaku masuk ke perkampungan dan melewati ladang-ladang subur. Jagung mulai matang dengan untaian rambut keemasan, beberapa pekerja sedang memanen.  Sambil menyetir, aku menyantap sarapan--tak sempat melakukannya tadi di rumah. Kebiasaan buruk.  Jalanan berlubang-lubang, tapi aku menikmatinya hingga akhirnya kembali masuk ke jalan utama. Lampu lalu lintas di depan menyala hijau, kuning, lantas merah.  Menunggu di belakang lintasan penyeberangan, aku memperhatikan sekelompok orang di pojok perempatan.  Para pekerja penggali tanah. Duduk di samping peralatan kerja mereka. Linggis, cangkul, pangkur.  Ada sekitar sepuluhan lelaki setengah baya. Wajah cokelat kehitaman terbakar m

Sekadar Catatan Minggu Pagi

Pagi tadi kami pergi ke sebuah taman tak jauh dari rumah. Taman itu sejatinya bagian dari halaman luas sebuah rumah sakit milik angkatan darat. Setengahnya digunakan untuk lapangan parkir, selebihnya lapangan rumput terbuka yang sering digunakan anak-anak untuk bermain bola sepulang sekolah. Pada hari minggu lapangan parkirnya nyaris kosong. Betapa cuaca cerah di akhir pekan adalah sumber kegembiraan. Pagi ini taman itu penuh dengan keluarga dan kelompok-kelompok orang yang bersukacita, piknik, bermain bola, badminton, bersepeda, dan berbelanja. Kami duduk di pinggir lapangan. Beberapa orang lanjut usia duduk di bawah pohon, melayangkan matanya ke sana kemari menyaksikan keramaian, mengobrol dan berdiskusi di tengah riuh rendahnya orang bergembira. Sementara anak-anak berlarian tak mau diam, berebutan bola, memukul teman dan membuatnya menangis. Mereka mungkin heran melihat orang dewasa yang hanya melakukan hal yang begitu membosankan di tengah udara yang begitu bagus. Duduk dan mengob