Karen Armstrong: Biografi dan Bibliografi

Tak banyak orang yang menulis hingga tiga autobiografi sebelum usianya mencapai enam puluh. Orang yang demikian pasti langka dan istimewa. Karen Armstrong, penulis dan peneliti terkemuka masalah sejarah dan peran agama-agama dunia, adalah salah satu orang istimewa itu. Dalam kariernya sebagai penulis yang telah merentang sejak 1982 hingga sekarang, Karen telah menghasilkan 25 buku dan sejumlah artikel jurnal, tiga di antaranya autobiografinya sendiri. Menyimak perkembangan karya Karen Armstrong tentu menarik untuk mendapatkan gambaran mendalam tentang sosok dirinya.

Karen Armstrong dalam jumpa pers sebelum rangkaian acaranya di Indonesia


Karier kepenulisan Karen Armstrong dimulai dengan buku autobiografinya yang pertama, berjudul Through the Narrow Gate (1982). Sebuah awal yang sudah menandai betapa dia memiliki jalan hidup yang unik, sehingga layak untuk direkam bahkan ketika usianya masih muda. Karen Armstrong yang kini dikenal sebagai penulis dan komentator terkemuka masalah agama-agama dunia, menjalani masa remajanya sebagai biarawati Katolik Roma. Namun pada 1969, saat berusia dua puluh empat tahun, Karen Armstrong meninggalkan pendidikan biara  yang telah dijalaninya selama tujuh tahun semenjak menamatkan sekolah menengah atas. 

Dalam buku pertama ini, Karen menceritakan pengalamannya hidup selama di biara, tentang upayanya yang gagal untuk "menemukan" Tuhan di sana. Setahun kemudian, Karen menuliskan autobiografi keduanya, Beginning the World (1983) yang mengisahkan perjalanan beratnya kembali  ke dunia awam, yang dirasanya aneh, tak dikenal, penuh pergolakan.

Keluar dari biara, Karen melanjutkan belajar sastra Inggris di Oxford University, dan berhasil menyelesaikannya dengan predikat lulusan terbaik. Namun pada pendidikan tahap lanjut, dia urung menyelesaikan disertasinya mengenai penyair Tennyson. Karen memutuskan meninggalkan dunia akademis, meski sempat berkarier sebagai guru bahasa Inggris di sebuah sekolah khusus perempuan dari 1976 hingga 1982. Latar belakang pendidikan sastra ini meninggalkan pengaruh kuat pada karya-karyanya.

Wawancara bersama Desi Anwar untuk acara Face to Face Metro TV

Di banyak tempat dalam tulisannya, Karen kerap menyatakan pengalaman beragama itu mirip dengan pengalaman artistik, dan menggunakan kutipan-kutipan puisi untuk menunjukkan kedalaman kata-kata menjangkau alam ruhani. Dia menulis secara khusus untuk menunjukkan hal ini dalam Tongues of Fire: An Anthology of Religious and Poetic Experience yang terbit pada 1985.




Pada periode 1980-an, kebanyakan karya Karen Armstrong berfokus pada tradisi Kristen. Karen antara lain menyoroti tentang pandangan Injil mengenai perempuan dalam buku The Gospel According to Woman: Christianity's Creation of the Sex War in the West (1986).

Ketika meninggalkan biara, Karen merasa dirinya sudah putus hubungan dengan agama. Dia tak ingin ada hubungan apa-apa lagi dengan agama lantaran pengalamannya di biara yang disebutnya "menyiksa fisik dan psikologis". Namun perjalanan kariernya pada pertengahan 1980-an justru membawanya lebih dekat dengan apa yang ingin dijauhinya. Pada periode itu Karen berkarier di dunia penyiaran televisi, membuat beberapa film dokumenter mengenai kehidupan St Paul dan kota Yerusalem untuk Channel Four BBC. Kedua tema itu ditulisnya menjadi buku berjudul The First Christian (1983) dan Jerusalem: One City, Three Faiths (1996). 

Saya bersama Karen pada hari terakhirnya di Indonesia sebelum kembali terbang ke London

Proyek-proyek dokumenter ini membawanya berkunjung ke negeri-negeri tempat kelahiran agama-agama monoteistik di Timur Tengah. Dari perjalanan inilah lahir buku yang menjadi salah satu adikaryanya yang paling terkenal  A History of God : The 4,000-Year Quest of Judaism, Christianity and Islam (1993). Dalam buku ini Karen melacak sejarah perkembangan konsepsi manusia tentang Tuhan dalam ketiga agama monoteistik dari titik awalnya di Timur Tengah hingga masa kini, serta membahas pula agama Hindu dan Buddha. 

Pengalaman bersentuhan dengan tradisi-tradisi agama lain dalam kariernya ini memunculkan ciri baru dalam karya-karya Karen pada periode 1990-an. Pada periode inilah Karen menulis biografi Nabi Muhammad,  Muhammad: A Biography of the Prophet  (1991) yang ditulisnya lantaran kecemasannya melihat betapa besar kebencian terhadap Nabi Muhammad dan Islam yang ditunjukkan di Barat, bahkan di kalangan orang yang sangat liberal. Karen ingin memperkenalkan Islam kepada masyarakat Barat, terutama Eropa, dan dia merasa tak ada cara yang lebih baik untuk memulainya selain dengan memperkenalkan kisah kehidupan Nabi Muhammad.




Terbitnya buku itu membuat Karen dipandang sebagai sahabat dan pembela Muslim di Barat. Dia makin banyak diwawancarai dan diminta berbicara di televisi dan berbagai forum internasional mengenai hubungan Barat-Islam. Karen tak pernah mengambil pendekatan politis dalam diskusi maupun karya-karyanya. Posisinya tetaplah sebagai peneliti dan pengamat yang berpendirian netral terhadap semua agama. Saat ditanya tentang keyakinan agamanya, Karen kerap menjawab dirinya adalah seorang "freelance monotheist", meyakini keeesaan Tuhan tanpa terikat satu agama pun.

Setelah peristiwa September 2001 Karen menjadi salah satu narasumber yang paling banyak dimintai pendapat mengenai Islam dalam hubungannya dengan masyarakat modern dan Barat. Pada periode ini karya tulisnya makin menunjukkan ciri pendekatan sejarah yang kuat dengan kefasihan menghubungkan pertalian antara tradisi-tradisi agama. 

Pada periode 2000-an, Karen antara lain menulis The Great Transformation: The Beginning of Our Religious Traditions (2006). Buku ini melanjutkan tema yang dibahas dalam  A History of God dan mengkaji akar kemunculan agama-agama besar dunia  sejak dari zaman Aksial. 

Perhatiannya yang besar pada Islam membuat orang bertanya-tanya tentang apa yang telah mendorongnya bersikap demikian. Muncul ketertarikan publik pada riwayat hidupnya. Maka pada 2004, Karen kembali merefleksikan perjalanan bidupnya dalam autobiografi ketiga The Spiral Staircase (2004). Dalam buku ini Karen membukakan dirinya lebih jauh, menceritakan masa-masa sulitnya selepas menjadi biarawati, didiagnosis mengidap epilepsi, bergulat dengan terapi untuk membebaskannya dari "penjara pribadinya", serta momentum baru dalam hidupnya setelah menerima kenyataan bahwa dirinya tak bisa lepas dari pembahasan tentang agama.  

Agama, menurut Karen, bukanlah soal mempercayai sesuatu. Agama adalah soal akhlak, berperilaku dalam cara yang mengubah diri sendiri, mengantarkan diri semakin dekat dengan yang kudus dan sakral. Puluhan tahun kajian yang telah dilakukannya mengenai sejarah dan peran agama telah mengantarkannya pada keyakinan bahwa inti ajaran agama-agama dapat diringkas dalam Kaidah Emas: “memperlakukan orang lain sebagaimana diri kita ingin diperlakukan.” Tema inilah yang ditulisnya dalam salah satu buku terakhirnya yang berjudul Twelve Steps to a Compassionate Life (2010).





BIBLIOGRAFI LENGKAP KAREN ARMSTRONG:

  • Through the Narrow Gate (1982)
  • The First Christian: Saint Paul's Impact on Christianity (1983)
  • Beginning the World (1983)
  • Tongues of Fire: An Anthology of Religious and Poetic Experience (1985)
  • The Gospel According to Woman: Christianity's Creation of the Sex War in the West (1986)
  • Holy War: The Crusades and their Impact on Today's World (1988)
  • Muhammad: A Biography of the Prophet (1991)
  • The English Mystics of the Fourteenth Century (1991)
  • The End of Silence: Women and the Priesthood (1993)
  • A History of God (1993), telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, diterbitkan oleh Mizan dengan judul Sejarah Tuhan (Edisi lama, 2001, Edisi Baru 2011)
  • Jerusalem: One City, Three Faiths (1996)
  • In the Beginning: A New Interpretation of Genesis (1996)
  • Islam: A Short History (2000)
  • The Battle for God: Fundamentalism in Judaism, Christianity and Islam (2000), telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, diterbitkan oleh Mizan dengan judul Berperang Demi Tuhan (Edisi Lama 2001, Edisi Baru 2013)
  • Buddha (2001), telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, diterbitkan oleh Bentang (2005)
  • Faith After September 11 (2002)
  • The Spiral Staircase (2004) telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, diterbitkan oleh Mizan dengan judul Menerobos Kegelapan (Edisi Lama 2004, Edisi Baru 2013)
  • A Short History of Myth (2005)
  • Muhammad: A Prophet For Our Time (2006), telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, diterbitkan oleh Mizan dengan judul yang sama (Edisi Lama 2007, Edisi Baru 2013)
  • The Great Transformation: The Beginning of Our Religious Traditions (2006), telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, diterbitkan oleh Mizan dengan judul yang sama (Edisi Lama 2007, Edisi Baru 2013) 
  • The Bible: A Biography (2007), telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, diterbitkan oleh Mizan dengan judul Sejarah Alkitab (2013)
  • The Case for God (2009), telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, diterbitkan oleh Mizan dengan judul Masa Depan Tuhan (Edisi Lama 2011, Edisi Baru 2013) 
  • Twelve Steps to a Compassionate Life (2010), telah diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia, diterbitkan oleh Mizan dengan judul Compassion (Edisi Lama 2012, Edisi Baru 2013)
  • A Letter to Pakistan  (2011)
  • Fields of Blood: Religion and the History of Violence (Oktober 2014). Edisi Indonesia diterbitkan oleh Mizan Januari 2016.

Komentar

Populer

"Memento Vivere"

Pemberontakan seorang "Freelance Monotheist"

Pidi Baiq dan Karya-karyanya