Postingan

Tips Membimbing Anak Belajar di Rumah

Gambar
Ketika sekolah-sekolah terpaksa diliburkan demi menghentikan persebaran virus Corona seperti sekarang ini, orangtua dihadapkan pada kenyataan bahwa mereka harus lebih banyak terlibat dalam kegiatan belajar anak. Ternyata ini tidak mudah. Berbagai meme lucu yang sempat menyebar di media sosial belakangan ini, meski bernada kelakar, sesungguhnya menunjukkan persoalan nyata yang dihadapi banyak orangtua: kebingungan dan ketidakmampuan untuk membimbing anak belajar di rumah. Salah satu meme itu memperlihatkan dua anak sedang mengobrol. Anak pertama bertanya, "Gimana rasanya belajar di rumah?" yang dijawab oleh temannya dengan mengatakan, "Aku tak sanggup lagi. Mamaku lebih galak dari ibu guru di sekolah.. Bawaannya marah-marah melulu!" Orangtua merasa kewalahan dalam membantu anak memahami pelajaran, ini ditambah lagi dengan soal kegagapan dalam menggunakan teknologi dan aplikasi untuk pembelajaran online, seperti Google Classroom, Ruangguru, Quizziz, Brainy, dan lain

Dukung Kampanye #BooksAreEssential

Gambar
Hari Buku Dunia tahun ini diperingati dalam suasana yang tidak biasa. Industri buku, sebagaimana berbagai bidang lainnya, berada di bawah tekanan masalah akibat pandemik virus corona. Toko-toko buku dan sekolah tutup, kegiatan membaca dan membeli buku harus kreatif mencari cara-cara baru untuk terus bertahan.  Dalam keadaan ini, m ajalah Publishers Weekly dalam edisi 20 April 2020 meluncurkan kampanye media sosial dengan hashtag #BooksAreEssential. Sampul majalah ini dibuat oleh ilustrator Finlandia, Pirita Tolvanen, menunjukkan seorang pembaca yang memegang buku di hadapannya seperti masker. Punggung buku menunjukkan judul: A Novel Coronavirus. Kampanye ini ingin menekankan bahwa di tengah suasana ini, buku juga menjadi penyelamat. Jim Milliot, direktur editorial Publishers Weekly: “We’re asking everyone to stand up and say, ‘Yes, books are essential to my life.’” Bagi saya, ya. Buku adalah sesuatu yang esensial dalam hidup saya. Di rumah dan kantor, saya dikelilingi buku. Sejak kec

Bincang Buku-buku Karen Armstrong

Gambar
Kita mengenal Karen Armstrong melalui buku-bukunya, yang paling terkenal di antaranya adalah Sejarah Tuhan (1993). Karen, yang pernah diundang ke Indonesia oleh Penerbit Mizan pada 2013, secara konsisten menulis buku-buku bertema sejarah agama, perbandingan agama, sering diminta menjadi komentator masalah-masalah agama dalam kaitannya dengan berbagai peristiwa dalam perkembangan politik internasional. Harian Washington Post menyebut Karen sebagai "sejarawan agama terkemuka dan paling produktif menulis". Encyclopedia of Islam (Encyclopedia of World Religions) (2009), memasukkan Armstrong dalam kelompok sarjana terkini yang menyampaikan pandangan "kurang lebih objektif" tentang Islam dan asal-usulnya kepada publik luas di Eropa dan Amerika Utara. Setelah 11 September, dia sering diminta untuk memberikan kuliah dan menyerukan dialog antaragama. Buku-buku Karen Armstrong menjadi topik perbincangan di acara Live IG @mizanpublishing pada Kamis, 16 April 2020, bersama saya

The Garden of Truth

Gambar
Pagi ini saya berjumpa ujaran bijak dari Seyyed Hossein Nasr dalam buku "The Garden of Truth". Buku ini saya terjemahkan untuk Penerbit Mizan dan diterbitkan pada 2010. Subjudulnya menjelaskan dengan baik tentang apa isi buku ini: mereguk intisari tasawuf. Seandainya kau tahu betapa buku-buku itu sungguh menyimpan mutiara penyegar pikiran pelipur hati seperti ini, takkan mungkin kalian jadi malas membaca. "Keindahan lahiriah bagi manusia biasa adalah anugerah Tuhan, terutama ketika seseorang masih belia. Ketika semakin tua, tindakan-tindakan kita yang didasarkan pada pilihan dan kehendak bebas akan s emakin tercermin pada penampilan luar kita. Kecantikan batin, dalam kasus orang-orang yang memiliki keindahan seperti itu, mulai mendominasi tampilan luar. Sementara keindahan lahiriah pemberian Tuhan akan semakin memudar."

Internet vs Ensiklopedia: Mengapa Howy Lebih Unggul

Gambar
Ardi seorang siswa kelas lima sekolah dasar mendapatkan tugas mata pelajaran sains yang memintanya untuk menulis tentang fotosintesis. Ardi mencari referensi di internet. Dia melakukan pencarian di mesin pencari Google dengan kata kunci “fotosintesis”. Dalam waktu kurang dari satu detik, browser menampilkan jutaan laman website yang mengandung kata yang dicarinya. Ardi membuka tautan-tautan hasil pencarian yang ditampilkan. Dia menghabiskan banyak waktu untuk membuka laman demi laman untuk memilih informasi yang dibutuhkan. Beberapa kali perhatiannya teralihkan pada iklan dan video yang tampil pada laman-laman website yang terbuka. Tak terasa dia telah menghabiskan hampir satu jam menjelajah internet. Dia kehilangan fokus dan merasa kelelahan. Waktu berlalu dan   Ardi belum menyelesaikan tugas sekolahnya.   Mencari informasi di internet bagi anak usia sekolah masih merupakan pengalaman yang tidak selalu efisien. Masuk ke dalam internet dengan membawa satu pertanyaan seperti masuk

Shikibu Murasaki

Gambar
Kehidupan dalam istana kerajaan Jepang zaman Heian (794-1192) sungguh tak menguntungkan bagi kaum wanita. Seperti di banyak kerajaan lainnya, para wanita keluarga raja sangat dijaga. Hidup mereka penuh aturan dan batasan. Dunia di luar istana nyaris tak mereka kenali. Mereka hanya boleh keluar ketika ada acara pesta rakyat. Pendidikan yang mereka dapatkan pun terbatas. Hanya sedikit di antara mereka yang bisa membaca dan menulis.  Dalam suasana seperti inilah lahir novelis wanita pertama dunia, Shikibu Murasaki. Dialah penulis Genji Monogatari (Kisah Genji) , karya novel pertama dalam sejarah.   Shikibu Murasaki menyelesaikan novel ini pada 1011. Ceritanya berlatarkan kehidupan istana Heian Kyoto pada masa itu. Murasaki bukanlah nama asli penulisnya, tetapi diambil dari nama tokoh wanita di dalam novel itu. Tak banyak yang diketahui tentang dirinya kecuali bahwa dia adalah istri Fujiwara Nobutaka, anggota keluarga aristokrat Kyoto yang wafat pada 1001. Murasaki rajin menulis catatan h