Perjalanan untuk Mencintai Indonesia



Dua wartawan kawakan, Ahmad Yunus dan Farid Gaban, melakukan perjalanan keliling Indonesia dengan sepeda motor selama hampir setahun. Mereka menyebut perjalanan ini sebagai cara untuk mencintai Indonesia dan mengenalnya lebih dekat dan erat. Sedekat meraba.

Mereka mendatangi pulau-pulau terluar, menyinggahi kota-kota terpencil, hidup berbaur dengan masyarakat setempat, berpayah-payah melintasi laut, menyeberangi hamparan kebun sawit, melintasi jalanan penuh lumpur dan debu dalam hujan dan panas. Berhasilkan mereka mendapatkan apa yang mereka cari?

Meraba Indonesia, judul buku catatan perjalanan salah satu wartawan ini, Ahmad Yunus menampilkan banyak ironi negeri ini yang ditemuinya sepanjang perjalanan tersebut: pulau-pulau terluar yang diharapkan setia pada NKRI namun ditelantarkan, sumber daya laut yang kaya tapi dirusak, potensi wisata disia-siakan, transportasi laut yang tak terurus. 

Buku ini seolah melengkapi potret getir pembangunan Indonesia yang disajikan surat kabar setiap hari.  Namun berbeda dengan tulisan koran, setiap lembar buku ini memancarkan harapan dan kecintaan mendalam terhadap negeri yang sesungguhnya kaya raya ini.   Sebuah catatan perjalanan yang luar biasa. Dilengkapi 50 foto, dan gaya penulisan jurnalisme sastrawi khas Farid Gaban, buku ini membukakan mata kita tentang tantangan sehari-hari yang dihadapi masyarakat jauh di luar jangkauan media.

Sayangnya beberapa detail penyuntingan buku kurang digarap cermat. Sudah lama saya tidak menemukan buku yang dilampiri lembaran errata seperti di buku ini. Di beberapa tempat kita tersandung kalimat yang rancu, paragraf yang tidak selesai, beberapa salah ketik yang sepele tapi mengganggu. 

Yang terjadi ketika bertemu kesalahan-kesalahan seperti itu adalah konsentrasi membaca jadi buyar, kenikmatan membaca menjadi berkurang. Rasanya seperti menikmati sajian nasi kuning yang lezat, tapi sesekali tergigit batu. 

Lepas dari itu, kita patut salut dengan tekad dan kerja keras Ahmad Yunus dan Farid Gaban. Penulisan buku semacam ini tentu kita harapkan  dapat membangkitkan perhatian lebih besar pada kondisi wilayah-wilayah terpencil, pulau-pulau terluar Indonesia dan kekayaan bahari nusantara yang luar biasa, membukakan mata bahwa masih banyak pembangunan yang perlu dilakukan di luar wilayah kota yang sudah mapan

Komentar

Populer

"Memento Vivere"

Pesan dari Capernaum

Pidi Baiq dan Karya-karyanya