Buku Anak Jepang Favorit



Beberapa waktu lalu saya menerima sebuah katalog dari Japan Foundation. Bekerja sama dengan Japanese Board on Books for Young People (JBBY), Japan Foundation menerbitkan katalog tahunan yang berisikan buku-buku anak Jepang yang paling disukai sepanjang masa. 

Buku-buku yang masuk ke dalam katalog ini terutama yang ditujukan untuk anak usia antara 5 hingga 12 tahun. Mereka memilih buku-buku yang paling banyak dibaca di Jepang, yang mudah ditemukan di perpustakaan sekolah dan perpustakaan daerah di negara tersebut. 

Di dalam katalog ini terdapat 59 judul buku anak yang mereka rekomendasi untuk diterjemahkan ke dalam bahasa-bahasa lain. Ada tiga kategori buku yang dimasukkan ke dalam katalog ini:

  1. Cerita rakyat yang paling sering didengar anak-anak yang dibesarkan di Jepang;
  2. Buku-buku lama dari tahun 1970 hingga 2000 yang masih tetap populer hingga kini;
  3. Buku-buku yang terbit setelah tahun 2000 yang diharapkan akan menjadi buku populer untuk waktu lama. 


Saya senang mendapati di antara buku-buku yang masuk dalam daftar itu ada buku yang dulu pernah saya bacakan untuk anak-anak ketika mereka kecil. Hara-peko Onabe yang ditulis oleh Kanazawa Toshiko bersama ilustrator Watanabe Yoji.  


Buku ini terbit pada 1970, bercerita tentang sebuah wajan yang sepanjang hidupnya bekerja dengan rajin membuatkan makanan untuk orang lain. Kini, di usia tuanya, wajan sudah lelah bekerja dan ingin makan. "Mulai sekarang, aku ingin melahap semua makanan lezat yang aku inginkan." Dia lalu pergi meninggalkan rumah untuk mencari makanan.  Dengan begitu, dimulailah petualangan sang wajan untuk memenuhi tekadnya. Dia bertemu dengan berbagai jenis makanan dan tidak berhenti makan, hingga akhirnya bertemu dengan titik yang menjadi puncak yang mengakhiri petualangannya.

Cerita anak sering mengambil pola seperti itu. Sang tokoh utama ingin meraih sesuatu lalu berjumpa dengan beragam pengalaman sampai suatu titik yang membuat tujuannya tercapai dan menghentikan petualangannya. Pola yang sama dengan, misalnya, buku anak legendaris The Very Hungry Catterpillar karya Eric Carle.



Dalam pengantar katalog ini, Japan Foundation menulis, "Mengetahui buku yang dibaca oleh anak-anak di suatu negara adalah cara untuk mengerti budaya nilai-nilai dan cara berpikir negara itu."  

Mengupayakan penerjemahan buku-buku ke dalam bahasa lain merupakan cara suatu negara untuk melakukan diplomasi budaya, memperkenalkan cara pikir dan nilai-nilainya ke negara lain, sehingga terbangun saling pengertian yang mendorong kerja sama antarnegara.


Komentar

Populer

"Memento Vivere"

Pesan dari Capernaum

Pidi Baiq dan Karya-karyanya