Postingan

sedang baca buku apa saya saat ini? masih tersisa dua novel dari perpustakaan yang belum sempat saya selesaikan. keduanya dari anne tyler, patchwork planet dan back when we are grown up. kalau saya menyukai seorang pengarang, saya berusaha membaca sebanyak-banyaknya karya dari dia. ian mcewan dan anne tyler, lois lowry dan katherine paterson. empat pengarang ini yang paling banyak saya baca belakangan ini. saya ingin mengenal gaya tulisnya, juga ingin memetik sedikit gaya mereka, meniru seorang master adalah salah satu cara belajar yang sah. tapi karena keterbatasan waktu pinjam, buku-buku mereka harus saya kembalikan segera setelah selesai dibaca. saya belum sempat melakukan pembacaan ulang, belum sempat mengutip dan mencatat penggalan-penggalan yang menarik. akhirnya saya hanya meminjam buku yang lain lagi dan melupakan niat untuk mencermati gaya mereka kecuali dari novel yang saya miliki sendiri. tampaknya pada akhirnya saya perlu memiliki sendiri buku-buku dari pengarang yang saya
jika saya punya kesibukan yang saya rasa akan mengantar saya pada apa yang saya tuju, saya tiba-tiba merasa waktu menjadi panjang, kesempatan masih akan datang dan segala kekhawatiran tentang waktu yang cepat berlari menjadi pupus. jika waktu tidak diisi dengan kegiatan yang sesuai dengan cita-cita kita, waktu akan terasa kurang, cepat berlalu dan sempit. segala harus diburu-buru. seperti ingin segera membuktikan sesuatu pada dunia, padahal untuk itu dibutuhkan proses memasak yang lama dan lambat.
salah satu yang ingin saya hindari dalam hidup ini adalah mengumpulkan barang-barang yang ternyata tidak saya butuhkan. saya tidak ingin rumah saya menjadi tempat penyimpanan barang-barang yang tak benar-benar bermanfaat, yang tidak pernah digunakan sekali pun, yang ada hanya karena keinginan sesaat untuk memiliki ketika melihatnya. itulah sebabnya saya selalu menahan diri ketika berjalan-jalan di fleamarket. seringkali pulang tanpa membeli apa-apa, hanya melihat-lihat, sambil berpikir setiap kali melihat sebuah barang, untuk keperluan apa barang tersebut jika saya memilikinya. akhirnya semua barang yang dijajakan di sana, meski murah dan bagus, tidak pernah berpindah ke tangan saya. datang ke fleamarket tanpa rencana tidak pernah menjadi sesuatu yang betul-betul menarik. barang yang paling sering saya beli di sana adalah buku dan pakaian. buku selalu terpakai, terutama buku cerita anak-anak untuk hanifa. saya jarang menemukan buku untuk saya di fleamarket koganei koen karena hampir ti
mengurangi sampah dimulai dari pemilahan sampah, begitu tertulis di truk sampah koganei yang warna hijau muda. para istri ini tampaknya disuruh berhenti berpikir. ketika ditanya mengapa dia tidak naik sepeda, jawabannya tidak dibolehkan suaminya. itu seperti sudah menjelaskan semua duduk persoalan. seperti sesuatu yang tak perlu digugat lagi. lawan bicara pun terdiam sambil bertanya dalam hati, menurut dia sendiri apa salahnya jika dia naik sepeda. apakah tidak ada sebuah alasan objektif yang bisa ditemukannya sehingga larangan itu bisa tampil sebagai sesuatu yang masuk akal, bukan sekadar bukti kemahakuasaan suami atas kehidupan dan pilihannya sehari-hari.
berada di awal bulan yang baru. saya kembali disadarkan tentang laju waktu yang tak bisa berhenti. saya kembali merasa didesak oleh diri sendiri untuk segera mewujudkan cita-cita saya. tapi pagi ini saya memulainya dengan keraguan. saya belum juga bisa melihat dengan jelas arah yang mesti saya tempuh. seperti apa keadaan diri saya sebenarnya, dengan kemandegan yang terlalu besar. saya betul-betul sulit untuk berubah, sulit untuk melepaskan diri. sulit mengambil keputusan dan mengambil tindakan. mau apa saya sebenarnya? musim sudah berganti. hari-hari yang hangat menanti di depan. lemari pakaian saya bongkar, pakaian-pakaian musim dingin disimpan di bagian belakang. barisan depan kini diisi oleh pakaian musim panas yang lebih tipis dan ringan. karpet dijemur, pemanas ruang disingkirkan, pelembab ruang dibongkar dan dibersihkan, lapisan kerak dari uap air yang menempel di bagian dalamnya yang sudah tebal dikerik, garing seperti biskuit.
semangat itu, seperti keimanan, bisa naik turun. kemarin saya memiliki keyakinan seorang prajurit untuk terus maju. untuk tidak mudah menyerah berhadapan dengan keterbatasan, bahkan rasa mustahil. saya tahu, saya akan kehilangan bara semangat itu jika saya tidak segera menyambutnya dengan tindakan, layaknya saya membiarkan nyala kecil ditiup angin. saya mesti menjaganya biar tetap menyala, membesar dan membuahkan hasil. pagi ini saya bangun agak terlambat. sedikit rasa pesimis menyelinap, apakah saya akan benar-benar mampu membuat perbedaan satu tahun dari sekarang. perubahan itu dibuat dari hari ke hari. tapi saya rasanya menghadapi hari-hari yang sama selalu. kapan saya bisa berbeda?