Perahu Kertas (Dee)
Novel ini menampilkan kisah cinta dan persahabatan yang ringan dan cukup menghibur, dengan plot apik, terkendali, agak mudah ditebak, dan too good to be true (siapa bilang ini kisah nyata, emang fiksi, kok!). Berpotensi menguras emosi pembaca yang seusia dengan tokoh-tokoh utama ceritanya (mahasiswa usia awal dua puluhan), tapi mungkin tidak mempan untuk orang-orang yang sudah kenyang diayun roller-coaster kehidupan (tentu saja, pernyataan ini boleh dibantah). Dee, saat menulis cerita ini, apparently has the film in mind . Sudut pandang penceritaannya bersifat camera view . Multiple third person point of view, istilah teknisnya. Berpindah-pindah dari satu tokoh ke tokoh lainnya, bahkan di dalam satu adegan yang sama. Hal itu tidak terlalu mengganggu, karena ceritanya mengalir dengan lancar dan mudah diikuti. Dialog-dialognya segar, sangat menghidupkan suasana. Dee punya kepiawaian menulis dialog yang renyah, dengan bahasa khas pergaulan anak sekarang, meski ada beberapa yang sebaikny