Blog Yuliani

Hukum adalah ilmu yang rumit namun terhormat. Demikian persepsi saya tentang bidang yang satu ini. Kesan ini mungkin terbentuk dari melihat film-film semacam The Firm , membaca novel-novel John Grisham, dan tayangan  liputan pengadilan di televisi. Kerumitannya terwakili secara nyata melalui bahasa yang terkesan bertele-tele dalam kontrak-kontrak dan perjanjian. Akan tetapi, hakim adalah profesi yang mulia, notariat adalah keahlian yang keren. Terlepas dari kekecewaaan masyarakat pada kasus-kasus semacam Prita dan lain-lain, hukum tetap sesuatu yang agung. Beruntung sekali di Mizan pada Jumat sore kemarin, hadir seorang praktisinya yang berupaya untuk membuat hukum menjadi dekat dengan keseharian dan mudah dimengerti. Dia adalah Irma Devita, notaris penulis empat buku tentang hukum yang diterbitkan Kaifa. Empat buku karya Irma Devita Dalam pertemuan kurang lebih dua jam itu, Mbak Irma dengan menarik berbagi ilmu tentang sisi praktis hukum terkait dengan warisan, wasiat, h

Sebuah paket kecil beramplop coklat diantarkan ke alamat saya hari ini. Isinya: dua botol obat homeopati untuk Rasyad dan Hanifa. Saya tidak pernah tahu seperti apa bentuk obat homeopati sebelumnya. Ini dia, butir-butir putih kecil dalam botol bening setinggi tidak lebih dari tiga cm.   Ilustrasi obat homeopati Petunjuk yang diberikan praktisi homeopati yang mengirimkannya dari Ubud, Tjok Gde Kerthyasa, mengatakan obat ini dikonsumsi dua butir pagi dan sore selama seminggu. Selanjutnya dikurangi dosisnya menjadi sekali sehari selama seminggu. "Setiap perkembangan dan reaksi yang muncul pada pasien setelah seminggu memakai obat penting untuk sampaikan." Demikian tertulis pada lembaran yang menyertai dalam paket ini. "Komunikasi adalah bagian yang sangat penting dari pengobatan homeopati." Jadi, benarlah jika dikatakan bahwa homeopati adalah pengobatan yang bersifat sangat personal, disesuaikan dengan gejala dan karakteristik unik pasien. Beruntung saya dapat me

Mereka mengeluarkan sebuah pengumuman hari ini: versi cetaknya tidak akan diterbitkan lagi. "The print edition of the Encyclopaedia Britannica is no more," demikian diberitakan laman  Independent  hari ini. Ensiklopedia yang telah berusia 244 tahun itu mengakhiri jejak panjang edisi cetaknya pada 14 Maret 2012. Bukan kejutan. Mungkin kita malah berpikir pengumuman ini semestinya sudah dikeluarkan sejak lama. Kenapa baru sekarang? Ada beberapa orang di dalamnya yang masih berusaha menyalakan api dengan sisa bahan bakar yang tersedia. Kini mereka menyerah. Kapan terakhir kali Anda membuka sebuah ensiklopedia cetak untuk mencari informasi? Tak ingat lagi. Google sudah menjadi tempat kita bertanya dalam beberapa tahun belakangan ini. Entri di Wikipedia jauh lebih mutakhir ( update ) daripada entri yang sama di sebuah ensiklopedia cetak. Kalau kita cermati, sesungguhnya menarik bahwa Ensiklopedia Britannica menempatkan diri sebagai akhir dari sebuah pencarian, sementara W

Sejuta Pelangi adalah judul buku kedua karya Oki Setiana Dewi yang diluncurkan buku di  Islamic Book Fair, Jakarta, pada tanggal 11 Maret yang lalu. Buku pertamanya Melukis Pelangi yang terbit tahun lalu telah mencapai cetakan ketujuh dan menjadi best-seller. Jika buku pertama berisikan catatan hariannya, dalam buku kedua ini Oki merangkum kisah-kisah menyentuh dari orang-orang yang dijumpainya sehari-hari, kisah-kisah orang biasa yang menyimpan pelajaran dan inspirasi bagi siapa pun yang siap memetik hikmah dari kehidupan.  Oki Setiana Dewi pengarang buku Sejuta Pelangi Acara peluncurannya berjalan sukses, dihadiri oleh lebih dari lima ratus hadirin yang memadati panggung utama pameran buku di Istora Senayan. Panggung Oki diisi oleh testimoni dari sahabat dan orang-orang yang dikisahkannya di dalam buku. Di antara sahabat Oki yang hadir adalah Anna Tarigan, Citra Kirana, Astri Ivo, Helvy Tiana Rosa, Ibu Etty (kepala Lapas Tangerang), Ibu Eli (pemilik sekolah anak-anak TKI di

"Hanya ada dua hal yang tidak terhingga, alam semesta dan kebodohan manusia, dan saya tidak yakin tentang yang pertama." by Albert Einstein

* Lampion di bagian dalam di atas pintu masuk * Dua hari lalu saya mampir di outlet The Harvest Patessier & Chocolatier, Jalan Dago 15, Bandung. Sambil menunggu, saya  merekam  beberapa objek di toko kue keren itu. Ini sebagian di antaranya: