Postingan

Mengumpulkan Receh a la Ivan Lanin

Gambar
Bahasa itu hidup. Dari waktu ke waktu, ada saja istilah dan kata baru yang muncul dari para penggunanya. Anak muda berkomunikasi dengan kosakata dan gaya yang berbeda dari orangtua mereka. Bahasa menjadi penanda zaman dan generasi.  Tapi, tidak semua orang bisa mengikuti dengan baik perkembangan itu. Sering kita bertemu istilah baru yang tiba-tiba sudah populer dan menyebar tanpa tahu akar, asal-usul, dan cerita di balik kemunculannya. Kamus pun bahkan bungkam. Kita tidak bisa menggunakan kamus untuk mencari arti dan definisinya karena kata-kata baru itu masih belum masuk kamus. Beruntung, di tengah kita ada seorang penjaga dan perawat gigih bahasa Indonesia. Seorang yang kian populer lantaran renajanya yang sangat besar pada bahasa. Ivan Lanin namanya, lulusan Teknik Kimia ITB yang kariernya kini meluncur di jalur yang sama sekali berbeda.  Ivan Lanin bermain di media sosial yang mudah diakses orang banyak. Twitter, instagram, facebook, dan Wikipedia. Menempatkan diri sebagai tempat

Tiru Sang Master

Gambar
Anak-anak belajar dengan meniru. Karena itu, orangtua selalu diingatkan untuk memberikan contoh yang baik. Anak-anak cepat sekali menduplikasi perilaku yang dilihatnya dan segera mengasimilasinya menjadi kebiasaan dan akhirnya  karakter yang melekat pada  dirinya. Meniru adalah cara belajar yang ampuh. Diawali dengan contoh, coba sendiri berulang kali. Sering kita mendengar saran ini. Bisa diterapkan untuk belajar apa saja hal yang baru. Tindakan yang berulang lama-lama akan menjadi kebiasaan dan keterampilan baru. Raymond Chandler dicontohkan sebagai penulis yang mulai belajar dengan mencontoh gaya penulis yang sudah terkenal. Dia menulis ulang novel misteri dari pengarang yang dikaguminya untuk mempelajari gaya mereka selama berbulan-bulan tanpa niat untuk menerbitkannya. Raymond selanjutnya dikenal sebagai salah seorang penulis novel detektif dan misteri terbaik Amerika. Haruki Murakami juga mengambil jalan yang sama. Dia melakukannya dengan cara menerjemahkan novel dari para pengar

9 Tips Membaca Bersama Anak

Gambar
Kegiatan membaca di sekolah samin, Odesa, Cimenyan. 29 Mei 2018 Banyak orangtua mengeluhkan susahnya membuat anak mereka gemar membaca, terutama p ada anak yang sudah memasuki usia sekolah. Memang, saat terbaik untuk memulai menumbuhkan kebiasaan membaca adalah sejak bayi. Tapi tak ada kata terlambat. Ketika ketersediaan buku bacaan bukan lagi masalah, yang perlu diupayakan orangtua adalah menciptakan suasana yang menyenangkan dan mendukung tumbuhnya kebiasaan membaca di ruma. Cobakan rangkaian tips berikut, terutama untuk anak yang sudah memasuki usia sekolah: 1. Gabungkan berbagai aktivitas dengan buku   Setiap anak punya kesenangan dan hobi berbeda. Mungkin dia suka olahraga, anime, gim, bersepeda, menggambar. Semangati anak untuk membaca buku tentang aktivitas kegemaran mereka, tokoh kartun kesukaan, atlet olahraga pujaan mereka. Menjelang tidur atau saat-saat santai ajak mereka bicara tentang apa yang sudah mereka baca hari ini.  2. Berkunjung ke perpustakaan   Jadilah anggota per

Menghargai Pengarang

Gambar
RyÅ«nosuke Akutagawa (1892-1927), penulis prolifik Jepang yang dikenal terutama dengan cerita-cerita hitorisnya. Namanya diabadikan dalam Akutagawa Award, salah satu penghargaan paling bergengsi untuk para penulis Jepang.  (Foto: National Diet Library) Dalam novel 1Q84 kita melihat bagaimana peran editor mempersiapkan seorang penulis muda bernama Fuka-Eri. Naskah Air Chrysalis karya Fuka-Eri dinilainya layak untuk mendapatkan penghargaan untuk penulis muda di Jepang. Komatsu, sang editor, mencarikan ghost writer yang dapat melakukan revisi total atas karya asli Fuka-Eri. Mungkin saja dalam realita, ada upaya revisi anonim semacam itu demi mendapatkan penghargaan sastra di Jepang. Meskipun jika dibandingkan dengan negara lain, Jepang termasuk negara yang memiliki sangat banyak penghargaan untuk pengarang. Haruki Murakami suatu kali pernah menyebut Pinbal 1973 , novelnya yang kedua, sebagai sebuah novel yang lemah, padahal novel ini meraih penghargaan Shinjin Bungaku Prize (pengharg

Dua Bulan di Langit 1Q84

Gambar
1Q84, The Year of Two Moons, photo by Claude Rieth Berbagai hal fantastis terjadi di dalam novel-novel Murakami. Laki-laki yang bisa bicara dengan kucing dalam Kafka on the Shore ; dunia paralel dalam cermin dalam After Dark ; Orang Kecil yang seperti tentara mungil berkemampuan magis dan ada dua bulan di langit pada suatu tahun fiktif dalam 1Q84 . Mungkin itu yang membuat penggemarnya ketagihan. Murakami tahu persis, orang membaca novel untuk jeda sejenak dari kejenuhan dunia nyata, berkelana ke ranah yang bisa menguapkan jenuh menjadi kesegaran baru, memberimu sejenak rasa menjadi orang lain dengan pengalaman lain. Namun sesungguhnya dunia yang dibangun Murakami dalam novelnya tidak pernah sederhana. Bahkan ketika premis cerita pada intinya sesuatu yang klasik semacam pertautan kasih yang kembali tumbuh di antara dua teman lama yang telah terpisah puluhan tahun. Demikianlah yang kita temukan dalam novel babonnya 1Q84. Dua tokoh utama dalam novel ini, Aomame dan Tengo Kawana, pada awa