Postingan

Eric Carle, Si "Ulat Bulu yang Sangat Lapar"

Gambar
Eric Carle. Foto (c)Jodi Hilton Eric Carle, penulis dan ilustrator buku anak terkenal itu, wafat 23 Mei lalu pada usia 91 tahun. Saya punya kenangan khusus tentang Eric Carle. Maksud saya dengan buku-bukunya, tentu saja. The Very Hungy Caterpillar karya Eric Carle adalah salah satu buku yang paling sering saya pinjam di perpustakaan daerah Koganei untuk anak sulung saya waktu dia masih kecil, sekitar tahun 2000-an.  Bagi anak usia tiga tahun, buku itu memberi keasyikan yang lengkap. Membacakannya tak kalah seru dengan kegiatan bermain. Alur ceritanya sederhana dan mudah diikuti, dekat dengan lingkup pengalaman keseharian dan kosakata anak  yang baru berkembang. Teksnya singkat dan mudah ditebak karena banyak pengulangan kata yang sama. Repetisi dan rima adalah hal penting dalam buku anak.

Jerusalem: Dari Bukit Zion ke Bukit Golgota (3)

Gambar
Gereja Makam Kudus, Jerusalem. Photo credit: suprunvitaly/CanvaPro Artikel ini merupakan nukilan dari buku Jerusalem: One City, Three Faiths  (Karen Armstrong, 1997). Edisi Indonesia diterbitkan oleh Penerbit Mizan, dapat dipesan di sini . Sejak awal kedatangannya, Yesus sudah meramalkan Kuil Herod akan hancur tak lama lagi. Beberapa hari sebelum Paskah, dia datang ke pelataran Kuil, melihat para pedagang yang melayani kebutuhan para peziarah. "Tidakkah dalam kitab suci dikatakan: Rumahku adalah tempat beribadah?" dia bertanya, "tapi kalian telah mengubahnya menjadi sarang perampok." Bangsa Yahudi takkan pernah bisa tinggal diam mendengar Kuil mereka terancam. Kemunculan Yesus dan ramalannya tentang kehancuran kuil --apalagi disampaikan dalam suasana emosional menjelang Paskah -- membuat kaum Yahudi bertekad akan menyingkirkannya. Yesus adalah ancaman yang tak dapat diterima Yahudi. Kekaisaran Romawi di Jerusalem juga memandangnya sebagai pengganggu. Yesus pun dihuk

Jerusalem: Kota Mitos (2)

Gambar
Dinding Ratapan di waktu senja, Jerusalem. Photo credit: VanderWolf-Images/CanvaPro Artikel ini merupakan nukilan dari buku Jerusalem: One City, Three Faiths (Karen Armstrong, 1997). Edisi Indonesia diterbitkan oleh Penerbit Mizan, dapat dipesan di sini . Siapakah Bani Israel? Injil menceritakan bahwa mereka berasal dari Mesopotamia. Pernah bermukim lama di Kanaan, tapi kemudian bencana kelaparan memaksa mereka hijrah ke Mesir pada 1750 SM. Mulanya mereka hidup makmur di sana. Tapi keadaan memburuk, Bani Israel jatuh menjadi budak. Di bawah pimpinan Nabi Musa, mereka hijrah dari Mesir sekitar 1250 SM.  Musa tak berhasil membawa mereka kembali ke Kanaan. Dia meninggal sebelum rombongan mencapai Tanah yang Dijanjikan. Empat puluh tahun mereka hidup nomadik di Tanjung Sinai, hingga pada 1200 SM, Joshua, pengganti Musa, berhasil memimpin Bani Israel kembali ke Kanaan -- yang saat itu dikuasai oleh Jebusit dan bernama Jerusalem.

Membincang Orhan Pamuk, Sang "Pelukis Gagal"

Gambar
Minggu sore, 23 Mei 2021, saya diundang untuk ikut berbincang seputar penulis dan bukunya di kanal YouTube milik  Irwan Syahrir .  "Tidak ada skrip, tidak ada narasumber, kita ingin mengobrol santai tentang hal-hal yang kita sukai, dan berharap kanal ini tumbuh secara organik menemukan audiensnya lewat kesenangan bersama," jelas Irwan ketika mengajak saya untuk bergabung di salah satu episode. 

"Jurnal Banda": Dokumenter Tanah Pala

Gambar
Banda adalah nama yang kerap muncul dalam pelajaran sejarah Indonesia. Bicara sejarah Indonesia pasti tidak bisa lepas dari membicarakan tentang Banda, karena gugus kepulauan di bagian timur Indonesia ini merupakan alasan bagi kedatangan para penjelajah laut dari negeri-negeri Barat yang kemudian menjadi penjajah. Di kepulauan inilah tempat asal rempah yang pada abad pertengahan dihargai setara emas dan menjadi komoditas penting perdagangan dunia masa itu: Pala. Banda pada abad ketujuh belas menjadi perebutan antara negara-negara adidaya di zaman pelayaran samudra: Spanyol, Portugis, Belanda, Inggris. Belanda berhasil menguasai Banda pada tahun 1621, membantai ribuan penduduk asli. Mereka memonopoli perdagangan rempah dan mendirikan tak kurang dari dua belas benteng di kepulauan Banda, menunjukkan pentingnya posisi gugusan pulau kecil ini  sebagai penopang kekuatan ekonomi kerajaan Belanda. 

Mencicipi Tepi Barat Lewat Film "The Present"

Gambar
"The Present". (c)Native Liberty Production Perjalanan membeli hadiah untuk merayakan ulang tahun perkawinan mestinya mengembirakan hati. Mestinya demikian, jika itu terjadi dalam kehidupan di dunia normal. Tapi tidak bagi warga Tepi Barat, seperti Yusef dalam film pendek The Present . Perjalanan sederhana itu menjadi pengalaman yang sulit, diwarnai perlakuan yang menghinakan dan meruntuhkan harga diri.

Jerusalem: Geografi Sakral (1)

Gambar
Kubah Batu di kota tua Jerusalem. Photo credit: BargotiPhotography/CanvaPro Artikel ini merupakan nukilan dari buku Jerusalem: One City, Three Faiths (Karen Armstrong, 1997). Edisi Indonesia diterbitkan oleh Penerbit Mizan, dapat dipesan di sini . Tak ada tempat lain di muka bumi ini di mana masa lalu menjadi bagian yang begitu lekat dengan masa kini seperti di Jerusalem. Mungkin memang demikianlah keadaannya di setiap tempat yang sedang bersengketa, tetapi kesan ini sangat menyentakkan saya ketika pertama kali datang ke sana pada 1983. Aneh rasanya menemukan diri berada di tempat yang selalu muncul dalam imajinasi kita sejak masih kecil. Dulu saya sering diceritakan tentang kisah Nabi Daud dan Isa, dan, ketika menjadi seorang biarawati, saya dilatih untuk memulai meditasi pagi hari dengan membayangkan adegan biblikal yang akan saya renungkan. Maka saya pun mereka-reka sendiri pemandangan di Taman Getsemani, Bukit Moriah, atau Via Dolorosa.