Postingan

Menampilkan postingan dengan label buku

Yusuf Ali: Mufasir yang Terlupakan (Bag. 1)

Gambar
Searching for Solace: A Biography of Abdullah Yusuf Ali Suatu hari di bulan Desember, 1953. Cuaca kota London malam itu amat menggigilkan. Kabut tebal menggantung di atas kota. Hampir tak mungkin bepergian ke mana-mana. Polisi menemukan seorang lelaki tua terlantar di undakan sebuah rumah di Westminster. Mereka membawanya ke rumah jompo setempat.

Tiga Matra Perjalanan dalam Satu Buku

Gambar
Dalam masa ketika bepergian sangat dibatasi seperti sekarang ini, perjalanan bukan berarti tak dapat dilakukan sama sekali. Karena sesungguhnya, perjalanan bukan hanya terbatas pada perjalanan fisik, yang berupa perpindahan dari satu tempat ke tempat lain. Perjalanan juga dapat dilakukan di dalam memori — melintasi waktu untuk melihat kembali hal-hal penting yang pernah kita alami, dan perjalanan di dalam batin — menjelajah ke dalam jiwa untuk menemukan kesejatian dan identitas diri.

Hari Buku Foto Sedunia 2020

Gambar
Tanggal 14 Oktober diperingati sebagai Hari Buku Foto Dunia, terkait penerbitan karya Anna Atkins "Photographs of British Algae: Cyanotype Impressions" pada 1843, yang disebut sebagai buku fotografi pertama yang pernah dibuat.  Tahun ini adalah perayaan ke-177 tahun sejak buku tersebut dikoleksi oleh British Museum. Katalog British Library untuk buku ini mencantumkan deskripsi: "Buku pertama dengan ilustrasi fotografis cyanotype ini merupakan salah satu batu loncatan terpenting dalam perkembangan sejarah fotografi." Bagi saya buku foto, sebagaimana buku-buku lainnya, adalah medium untuk menjangkau emosi yang tersimpan di dalam diri. Lewat buku foto, emosi itu terbangkitkan melalui apa yang terlihat di mata. Jika narasi dalam novel membangkitkan kepekaan melalui alur cerita dan keindahan verbal, narasi dalam buku foto terbangun melalui rekaman momen, ekspresi, urutan gambar. Tak perlu banyak kata. Kedalaman makna tercapai dalam cara yang berbeda. Di anta

Kafka di Tengah Hujan Badai

Gambar
Wajah orang atau kucing? Gambar di sampul dengan cermat mewakili aspek cerita novel ini. Setelah membaca beberapa novel Murakami, saya bisa mengatakan saya lebih tertarik pada ekspresi artistiknya, metafora segar, makna tersembunyi, dan dialog-dialog cerdasnya daripada plot cerita, drama dan romansanya.  Dunia surrealisme yang digambarkan Murakami tentu saja masih menarik, penuh kejutan. Realisme magisnya selalu berhasil membuat kita terlontar ke dunia  lain, terbawa ke dalam imajinasi yang lepas. Tokoh-tokohnya mengalami banyak penderitaan, kesepian, petualangan seks, krisis, dan kebahagiaan. Namun beberapa hal terasa mengulang dari novel ke novel, Murakami terasa mendaur ulang beberapa trik bercerita dalam novelnya. Dalam Kafka on the Shore , Murakami menggambarkan dua perjalanan paralel melintasi ruang dan waktu. Alur pertama dari sudut pandang Kafka Tamura, remaja lima belas tahun yang pergi meninggalkan rumahnya. Bertekad menghindari kutukan Oedipus yang diramalkan ayahnya. Namu

Lelaki Bertelapak Kaki Angin

Gambar
Arthur Rimbaud, September-Oktober 1871. Foto: Etienne Carjat Catatan perjalanan adalah salah satu genre favorit saya. Membaca catatan perjalanan membawa saya membayangkan serunya menempuh perjalanan jauh dengan Trans Siberia, ketegangan melewati Khayber Pass, berjumpa orang-orang yang saya tidak pahami bahasanya namun tetap dapat  berkomunikasi. Barangkali karena aspirasi eksotik muda yang tak terwujud, dan semakin sedikit kesempatan dan waktu untuk menjelajah dalam arti yang sebenarnya ke tempat-tempat yang jauh, buku catatan perjalanan menjadi pilihan saya untuk menggenapinya. Di antara para penulis favorit saya di genre ini adalah Jon Krakauer dan Paul Theroux. Dari dalam negeri, tentu saja Agustinus Wibowo dan Sigit Susanto. Dari mereka saya mendapatkan kepuasan menjelajah negeri asing, mencicipi budaya dan tradisi yang sama sekali berbeda, tanpa harus bepergian. “ Armchair traveling” , begitu istilahnya. Dan belum lama ini saya menikmati pula buku perjalanan yang tidak biasa dar

Camera Lucida: Apa yang Membuatmu Terpukau?

Gambar
Tengah berduka atas kematian ibunda, Roland Barthes mencari foto sang ibu. Peristiwa ini mendorongnya untuk menuliskan salah satu buku yang paling berpengaruh dalam wacana kajian fotografi, Camera Lucida , yang juga merupakan karya terakhirnya. Suatu malam di bulan November, tak lama setelah kematian ibuku, aku membongkar koleksi foto. Aku tak berharap "bertemu" ibuku lewat foto itu, aku tidak mengharapkan apa-apa dari "foto tentang sesuatu yang di hadapannya kita tak mampu mengingat dengan lebih jelas daripada sekadar memikirkan sesuatu itu." Ada apa dengan sebuah foto. Apa yang kau harap dari melihatnya. Apa yang membuatmu tertegun memperhatikannya. Pesan apa yang disampaikannya, khusus untukmu? Roland Barthes tidak tertarik dengan apa kata orang. Foto yang kebetulan menarik perhatiannya mungkin tidak tampak istimewa. Tetapi dia tertarik pada selintas perasaan yang dibangkitkan oleh foto itu di dalam dirinya. Dia ingin menggali apa yang terjadi di dalam dirinya se

Mengumpulkan Receh a la Ivan Lanin

Gambar
Bahasa itu hidup. Dari waktu ke waktu, ada saja istilah dan kata baru yang muncul dari para penggunanya. Anak muda berkomunikasi dengan kosakata dan gaya yang berbeda dari orangtua mereka. Bahasa menjadi penanda zaman dan generasi.  Tapi, tidak semua orang bisa mengikuti dengan baik perkembangan itu. Sering kita bertemu istilah baru yang tiba-tiba sudah populer dan menyebar tanpa tahu akar, asal-usul, dan cerita di balik kemunculannya. Kamus pun bahkan bungkam. Kita tidak bisa menggunakan kamus untuk mencari arti dan definisinya karena kata-kata baru itu masih belum masuk kamus. Beruntung, di tengah kita ada seorang penjaga dan perawat gigih bahasa Indonesia. Seorang yang kian populer lantaran renajanya yang sangat besar pada bahasa. Ivan Lanin namanya, lulusan Teknik Kimia ITB yang kariernya kini meluncur di jalur yang sama sekali berbeda.  Ivan Lanin bermain di media sosial yang mudah diakses orang banyak. Twitter, instagram, facebook, dan Wikipedia. Menempatkan diri sebagai tempat

9 Tips Membaca Bersama Anak

Gambar
Kegiatan membaca di sekolah samin, Odesa, Cimenyan. 29 Mei 2018 Banyak orangtua mengeluhkan susahnya membuat anak mereka gemar membaca, terutama p ada anak yang sudah memasuki usia sekolah. Memang, saat terbaik untuk memulai menumbuhkan kebiasaan membaca adalah sejak bayi. Tapi tak ada kata terlambat. Ketika ketersediaan buku bacaan bukan lagi masalah, yang perlu diupayakan orangtua adalah menciptakan suasana yang menyenangkan dan mendukung tumbuhnya kebiasaan membaca di ruma. Cobakan rangkaian tips berikut, terutama untuk anak yang sudah memasuki usia sekolah: 1. Gabungkan berbagai aktivitas dengan buku   Setiap anak punya kesenangan dan hobi berbeda. Mungkin dia suka olahraga, anime, gim, bersepeda, menggambar. Semangati anak untuk membaca buku tentang aktivitas kegemaran mereka, tokoh kartun kesukaan, atlet olahraga pujaan mereka. Menjelang tidur atau saat-saat santai ajak mereka bicara tentang apa yang sudah mereka baca hari ini.  2. Berkunjung ke perpustakaan   Jadilah anggota per

Menghargai Pengarang

Gambar
RyÅ«nosuke Akutagawa (1892-1927), penulis prolifik Jepang yang dikenal terutama dengan cerita-cerita hitorisnya. Namanya diabadikan dalam Akutagawa Award, salah satu penghargaan paling bergengsi untuk para penulis Jepang.  (Foto: National Diet Library) Dalam novel 1Q84 kita melihat bagaimana peran editor mempersiapkan seorang penulis muda bernama Fuka-Eri. Naskah Air Chrysalis karya Fuka-Eri dinilainya layak untuk mendapatkan penghargaan untuk penulis muda di Jepang. Komatsu, sang editor, mencarikan ghost writer yang dapat melakukan revisi total atas karya asli Fuka-Eri. Mungkin saja dalam realita, ada upaya revisi anonim semacam itu demi mendapatkan penghargaan sastra di Jepang. Meskipun jika dibandingkan dengan negara lain, Jepang termasuk negara yang memiliki sangat banyak penghargaan untuk pengarang. Haruki Murakami suatu kali pernah menyebut Pinbal 1973 , novelnya yang kedua, sebagai sebuah novel yang lemah, padahal novel ini meraih penghargaan Shinjin Bungaku Prize (pengharg

Apa Arti Hari Buku Nasional?

Gambar
Hari ini, tak perlu kita mengulang lagi cerita lama tentang rendahnya minat baca masyarakat Indonesia. Kita semua sudah mafhum itu. Data-data statistik yang selalu dikutip pun kita sudah hafal di luar kepala. Peringkat 60 dari 61 negara, hanya satu tingkat di atas Botswana, urutan ke 64 dari 65, hanya 1 di antara 1000 orang penduduk. Ini klise yang menghasilkan gambar pudar. Kenyataannya, dalam tingkat minat baca yang demikianlah dunia penerbitan dan perbukuan kita bertumbuh. Dengan susah payah. Tahun demi tahun. Di tengah sedikitnya orang-orang yang mau membaca, buku-buku tetap dibeli. Penulis-penulis baru terus bermunculan. Puisi-puisi masih diperbincangkan. Nama-nama penulis lama dan baru melesat bergantian menjadi bintang. Buku-buku bestseller dunia tetap diterjemahkan. Ini patut disyukuri, sekaligus disesali. Yang ingin kita syukuri adalah, literasi bangsa ini nyatanya ditopang oleh kerja orang-orang yang punya kegairahan dan kecintaan tinggi terhadap buku. Tak mendapat dukungan p

Memilih Buku untuk Batita

Gambar
Setiap anak berkembang dengan kecepatan berbeda-beda. Tapi semua teori psikologi perkembangan sepakat bahwa usia 1-3 tahun adalah masa keemasan pertumbuhan anak. Periode ini adalah masa ketika anak bertumbuh sangat cepat.   Begitu banyak pembelajaran dan perkembangan yang terjadi dalam tiga tahun pertama, sehingga ini merupakan kesempatan terbaik bagi orang tua untuk memberikan stimulus bagi si kecil. Memperkenalkan buku yang tepat adalah salah satu cara pemberian stimulus positif bagi tumbuh-kembang bayi. Ada kriteria khusus bagi buku yang tepat untuk digunakan pada bayi usia 1-3 tahun dari segi konten, bahasa, dan desain: -Konten: Buku dengan gambar yang besar atau berwarna cerah, ilustrasi yang jelas dengan latar belakang kontras. Buku yang memiliki gambar yang sederhana, satu gambar per halaman. Buku dengan gambar sederhana tentang benda dan aktivitas yang biasa dikenali. - Bahasa: Bayi suka melihat buku tanpa teks, atau hanya dengan satu kata mendampingi satu gambar besar.

Tips Membimbing Anak Belajar di Rumah

Gambar
Ketika sekolah-sekolah terpaksa diliburkan demi menghentikan persebaran virus Corona seperti sekarang ini, orangtua dihadapkan pada kenyataan bahwa mereka harus lebih banyak terlibat dalam kegiatan belajar anak. Ternyata ini tidak mudah. Berbagai meme lucu yang sempat menyebar di media sosial belakangan ini, meski bernada kelakar, sesungguhnya menunjukkan persoalan nyata yang dihadapi banyak orangtua: kebingungan dan ketidakmampuan untuk membimbing anak belajar di rumah. Salah satu meme itu memperlihatkan dua anak sedang mengobrol. Anak pertama bertanya, "Gimana rasanya belajar di rumah?" yang dijawab oleh temannya dengan mengatakan, "Aku tak sanggup lagi. Mamaku lebih galak dari ibu guru di sekolah.. Bawaannya marah-marah melulu!" Orangtua merasa kewalahan dalam membantu anak memahami pelajaran, ini ditambah lagi dengan soal kegagapan dalam menggunakan teknologi dan aplikasi untuk pembelajaran online, seperti Google Classroom, Ruangguru, Quizziz, Brainy, dan lain

Dukung Kampanye #BooksAreEssential

Gambar
Hari Buku Dunia tahun ini diperingati dalam suasana yang tidak biasa. Industri buku, sebagaimana berbagai bidang lainnya, berada di bawah tekanan masalah akibat pandemik virus corona. Toko-toko buku dan sekolah tutup, kegiatan membaca dan membeli buku harus kreatif mencari cara-cara baru untuk terus bertahan.  Dalam keadaan ini, m ajalah Publishers Weekly dalam edisi 20 April 2020 meluncurkan kampanye media sosial dengan hashtag #BooksAreEssential. Sampul majalah ini dibuat oleh ilustrator Finlandia, Pirita Tolvanen, menunjukkan seorang pembaca yang memegang buku di hadapannya seperti masker. Punggung buku menunjukkan judul: A Novel Coronavirus. Kampanye ini ingin menekankan bahwa di tengah suasana ini, buku juga menjadi penyelamat. Jim Milliot, direktur editorial Publishers Weekly: “We’re asking everyone to stand up and say, ‘Yes, books are essential to my life.’” Bagi saya, ya. Buku adalah sesuatu yang esensial dalam hidup saya. Di rumah dan kantor, saya dikelilingi buku. Sejak kec

Bincang Buku-buku Karen Armstrong

Gambar
Kita mengenal Karen Armstrong melalui buku-bukunya, yang paling terkenal di antaranya adalah Sejarah Tuhan (1993). Karen, yang pernah diundang ke Indonesia oleh Penerbit Mizan pada 2013, secara konsisten menulis buku-buku bertema sejarah agama, perbandingan agama, sering diminta menjadi komentator masalah-masalah agama dalam kaitannya dengan berbagai peristiwa dalam perkembangan politik internasional. Harian Washington Post menyebut Karen sebagai "sejarawan agama terkemuka dan paling produktif menulis". Encyclopedia of Islam (Encyclopedia of World Religions) (2009), memasukkan Armstrong dalam kelompok sarjana terkini yang menyampaikan pandangan "kurang lebih objektif" tentang Islam dan asal-usulnya kepada publik luas di Eropa dan Amerika Utara. Setelah 11 September, dia sering diminta untuk memberikan kuliah dan menyerukan dialog antaragama. Buku-buku Karen Armstrong menjadi topik perbincangan di acara Live IG @mizanpublishing pada Kamis, 16 April 2020, bersama saya