Postingan

Menampilkan postingan dengan label buku

Buku Pilihan (Juni 2021)

Gambar
  Pengantar:  Juni mengingatkan kita pada Sapardi. Judul buku itu teramat melekat di benak kita, sehingga seperti sekawan dalam satu sebutan. Dari puisi, karya sang maestro ini beberapa kali alih wahana ke musikalisasi, novel dan film. Bulan ini saya memilihkan trilogi yang lahir dari puisi itu selain dua novel lain karya penulis muda untuk mengimbanginya. Selamat menikmati bulan Juni.

Jerusalem: Penaklukan Damai di Al-Quds (4)

Gambar
Kota Yerusalem. Photo credit: SeanPavonePhoto/CanvaPro Artikel ini merupakan nukilan dari buku Jerusalem: One City, Three Faiths  (Karen Armstrong, 1997). Edisi Indonesia diterbitkan oleh Penerbit Mizan, dapat dipesan di sini . Berbeda dengan penaklukan sebelumnya, Islam datang ke Jerusalem (638) dengan damai. Setelah tentara berhasil masuk kota, tak ada penghancuran bangunan, tak ada penyitaan, tak ada pembakaran simbol-simbol agama musuh, tak ada pembantaian.  Umar disambut oleh uskup Jerusalem, Sorophonius, dan diantar untuk melihat tempat-tempat suci di kota itu. Umar masuk ke Kompleks Anastasis. Ketika masih berada di sana, waktu shalat tiba. Sophorohius menyarankan Umar shalat di Anastasis. Umar menolak, khawatir itu dijadikan alasan kaum Muslim untuk mengambil tempat itu.

"Barefoot on the Beach"

Gambar
Saya baru menerbitkan satu buku lagi di Amazon.com dan Lulu.com , menggunakan platform swaterbit pada kedua situs web. Edisi Amazon dirilis pada 1 Juni 2021 dengan foto-foto fullcolor. Sedangkan edisi Lulu dirilis pada 8 Juni dalam versi foto hitam putih.  Buku ini merangkum foto-foto bertema laut yang saya ambil sejak 2012 hingga 2020 di berbagai tempat. Saya pilih judul "Barefoot on the Beach" mengikuti judul salah satu lagu Michael Franks favorit saya, yang terasa tepat dengan topik buku ini. Bila berkenan memesan, silakan klik tautan berikut:  Amazon   Lulu.com

Eric Carle, Si "Ulat Bulu yang Sangat Lapar"

Gambar
Eric Carle. Foto (c)Jodi Hilton Eric Carle, penulis dan ilustrator buku anak terkenal itu, wafat 23 Mei lalu pada usia 91 tahun. Saya punya kenangan khusus tentang Eric Carle. Maksud saya dengan buku-bukunya, tentu saja. The Very Hungy Caterpillar karya Eric Carle adalah salah satu buku yang paling sering saya pinjam di perpustakaan daerah Koganei untuk anak sulung saya waktu dia masih kecil, sekitar tahun 2000-an.  Bagi anak usia tiga tahun, buku itu memberi keasyikan yang lengkap. Membacakannya tak kalah seru dengan kegiatan bermain. Alur ceritanya sederhana dan mudah diikuti, dekat dengan lingkup pengalaman keseharian dan kosakata anak  yang baru berkembang. Teksnya singkat dan mudah ditebak karena banyak pengulangan kata yang sama. Repetisi dan rima adalah hal penting dalam buku anak.

Jerusalem: Dari Bukit Zion ke Bukit Golgota (3)

Gambar
Gereja Makam Kudus, Jerusalem. Photo credit: suprunvitaly/CanvaPro Artikel ini merupakan nukilan dari buku Jerusalem: One City, Three Faiths  (Karen Armstrong, 1997). Edisi Indonesia diterbitkan oleh Penerbit Mizan, dapat dipesan di sini . Sejak awal kedatangannya, Yesus sudah meramalkan Kuil Herod akan hancur tak lama lagi. Beberapa hari sebelum Paskah, dia datang ke pelataran Kuil, melihat para pedagang yang melayani kebutuhan para peziarah. "Tidakkah dalam kitab suci dikatakan: Rumahku adalah tempat beribadah?" dia bertanya, "tapi kalian telah mengubahnya menjadi sarang perampok." Bangsa Yahudi takkan pernah bisa tinggal diam mendengar Kuil mereka terancam. Kemunculan Yesus dan ramalannya tentang kehancuran kuil --apalagi disampaikan dalam suasana emosional menjelang Paskah -- membuat kaum Yahudi bertekad akan menyingkirkannya. Yesus adalah ancaman yang tak dapat diterima Yahudi. Kekaisaran Romawi di Jerusalem juga memandangnya sebagai pengganggu. Yesus pun dihuk

Jerusalem: Kota Mitos (2)

Gambar
Dinding Ratapan di waktu senja, Jerusalem. Photo credit: VanderWolf-Images/CanvaPro Artikel ini merupakan nukilan dari buku Jerusalem: One City, Three Faiths (Karen Armstrong, 1997). Edisi Indonesia diterbitkan oleh Penerbit Mizan, dapat dipesan di sini . Siapakah Bani Israel? Injil menceritakan bahwa mereka berasal dari Mesopotamia. Pernah bermukim lama di Kanaan, tapi kemudian bencana kelaparan memaksa mereka hijrah ke Mesir pada 1750 SM. Mulanya mereka hidup makmur di sana. Tapi keadaan memburuk, Bani Israel jatuh menjadi budak. Di bawah pimpinan Nabi Musa, mereka hijrah dari Mesir sekitar 1250 SM.  Musa tak berhasil membawa mereka kembali ke Kanaan. Dia meninggal sebelum rombongan mencapai Tanah yang Dijanjikan. Empat puluh tahun mereka hidup nomadik di Tanjung Sinai, hingga pada 1200 SM, Joshua, pengganti Musa, berhasil memimpin Bani Israel kembali ke Kanaan -- yang saat itu dikuasai oleh Jebusit dan bernama Jerusalem.

"Jurnal Banda": Dokumenter Tanah Pala

Gambar
Banda adalah nama yang kerap muncul dalam pelajaran sejarah Indonesia. Bicara sejarah Indonesia pasti tidak bisa lepas dari membicarakan tentang Banda, karena gugus kepulauan di bagian timur Indonesia ini merupakan alasan bagi kedatangan para penjelajah laut dari negeri-negeri Barat yang kemudian menjadi penjajah. Di kepulauan inilah tempat asal rempah yang pada abad pertengahan dihargai setara emas dan menjadi komoditas penting perdagangan dunia masa itu: Pala. Banda pada abad ketujuh belas menjadi perebutan antara negara-negara adidaya di zaman pelayaran samudra: Spanyol, Portugis, Belanda, Inggris. Belanda berhasil menguasai Banda pada tahun 1621, membantai ribuan penduduk asli. Mereka memonopoli perdagangan rempah dan mendirikan tak kurang dari dua belas benteng di kepulauan Banda, menunjukkan pentingnya posisi gugusan pulau kecil ini  sebagai penopang kekuatan ekonomi kerajaan Belanda. 

Jerusalem: Geografi Sakral (1)

Gambar
Kubah Batu di kota tua Jerusalem. Photo credit: BargotiPhotography/CanvaPro Artikel ini merupakan nukilan dari buku Jerusalem: One City, Three Faiths (Karen Armstrong, 1997). Edisi Indonesia diterbitkan oleh Penerbit Mizan, dapat dipesan di sini . Tak ada tempat lain di muka bumi ini di mana masa lalu menjadi bagian yang begitu lekat dengan masa kini seperti di Jerusalem. Mungkin memang demikianlah keadaannya di setiap tempat yang sedang bersengketa, tetapi kesan ini sangat menyentakkan saya ketika pertama kali datang ke sana pada 1983. Aneh rasanya menemukan diri berada di tempat yang selalu muncul dalam imajinasi kita sejak masih kecil. Dulu saya sering diceritakan tentang kisah Nabi Daud dan Isa, dan, ketika menjadi seorang biarawati, saya dilatih untuk memulai meditasi pagi hari dengan membayangkan adegan biblikal yang akan saya renungkan. Maka saya pun mereka-reka sendiri pemandangan di Taman Getsemani, Bukit Moriah, atau Via Dolorosa.

"Wild Symphony": Cerita Bergambar dan Bermusik dari Dan Brown

Gambar
  Setelah rangkaian novel penuh teka-teki dan ketegangan yang menampilkan tokoh Robert Langdon, Dan Brown menulis buku cerita bergambar untuk anak. Ketika pertama kali mengetahui berita ini, buat saya itu mengejutkan. Sebagai pembaca setia novel-novel Dan Brown yang juga terlibat di balik layar dalam penerbitan edisi Indonesia buku-bukunya, tidak berlebihan jika saya berharap buku berikutnya dari pengarang ini tidak jauh berbeda dengan genre yang sudah melekat dengan namanya. Tapi barangkali harapan itu karena saya kurang mengenal latar belakang penulisnya.

Buku Pilihan (Mei 2021)

Gambar
Pengantar:  Menjelang akhir Ramadhan, bulan yang kita hari-harinya kita isi secara berbeda, mengubah jadwal harian, membuka banyak kesempatan untuk refleksi diri. Perenungan untuk menemukan kembali niat dan tujuan sejati setiap langkah kita dalam mengisi waktu setiap hari. Juga bulan untuk mudik, pulang ke kampung halaman, melihat kembali ke akar diri. Meski tahun ini, kita masih belum leluasa untuk mudik. Untuk bulan ini, saya memilihkan buku yang sejalan dengan tema ini: pulang ke kampung, mudik dan perenungan diri. Semoga rekomendasi ini dapat membantu teman-teman dalam memilih buku dan membacanya.    ANAK-ANAK MASA LALU Damhuri Muhammad “Dunia cerita yang saya rancang senantiasa bermula dari kenangan tentang kampung halaman. Mungkin itu sebabnya, dalam pergaulan dengan sejawat-sejawat pengarang, saya kerap disebut kampungan … Alih-alih bergerak maju dan gemilang, saya malah merasa semakin terbelakang, semakin ndeso …” Di tengah maraknya tren penulisan fiksi yang kian

Lima Sastra Klasik Indonesia Pilihan Saya

Gambar
"Cuma perlu satu buku untuk jatuh cinta pada membaca. Cari buku itu, mari jatuh cinta!"  (Najwa Shihab) Picture credit: Boggy/Canva Klasik mungkin berarti tua, tapi klasik tidak hanya soal usia. Novel klasik bisa jadi novel tua, tapi bukan usia belaka penentunya. Meski tua, ia diingat sepanjang masa. Karena ada juga novel sezamannya yang tak berbekas dalam ingatan kita. Novel-novel yang lenyap ditelan waktu. Tapi novel klasik tidak begitu.  Ada banyak alasan sebuah novel disebut klasik. Buat saya yang utama, tokohnya mudah diingat, ceritanya mudah melekat. Nama-nama mereka menghuni pikiran kita, apa yang mereka alami ikut memperkaya pengalaman kita.  Begitu rasanya ketika selesai baca To Kill a Mockingbird , misalnya. Saya ingat Scout, Jem, Atticus Finch dan Boo Radley, seolah-olah mereka orang sekampung saya. Juga setelah beres baca Ronggeng Dukuh Paruk , Srintil dan Rasus terasa sama dekatnya dengan anak-anak tetangga.  Kisah-kisah mereka menyingkapkan bagi saya se

Mengenang Pencetus "Megatrends"

Gambar
John Naisbitt. Photo Credit: Petra Spiola John Naisbitt berpulang. Penulis buku fenomenal Megatrends itu tutup usia pada 8 April 2021. Saya ingat, nama John Naisbitt cukup sering terdengar dalam berbagai diskusi dan artikel pada akhir 1990-an. Dia seorang futuris visioner yang karya-karyanya mempengaruhi jutaan orang.  Bersama futuris besar lainnya, Alvin Toffler yang menulis buku Future Shock , Naisbitt menjadi rujukan penting dalam bidang kajian masa depan. Namanya sering disebut dalam matakuliah pilihan "Kajian Futuristik" bersama Prof Iskandar Alisyahbana yang saya ambil pada tahun terakhir di ITB . Kemudian, ketika saya mulai bekerja di Penerbit Mizan, salah satu buku Naisbitt juga diterbitkan di Mizan pada 2001, yaitu High Tech High Touch .  Setelah periode itu, saya jarang mengikuti kajian masa depan dan tidak lagi mendengar tentang Naisbitt hingga beberapa waktu lalu linimasa saya terpapar tautan obituari kepergiannya pada usia 92 tahun. Buku Megatrends yang dit

Buku Pilihan (April 2021)

Gambar
Pengantar:  Menanggapi posting saya sebelumnya bertajuk  Berkawan dengan Buku , banyak teman yang meminta  saya untuk merekomendasi buku apa yang menarik untuk dibaca. Ada yang ingin meneruskan hobi membaca yang sempat mandeg, ada yang baru mau mulai menumbuhkan kebiasaan baik ini. Keduanya memiliki kebutuhan yang sama: informasi tentang buku pilihan. Oleh karena itu saya memutuskan untuk membuat artikel rekomendasi buku. Artikel ini akan muncul secara periodik, berisi tiga saja judul pilihan saya setiap bulan. Bukan buku dari daftar bestseller, juga tidak selalu buku baru. Tapi pilihan pribadi yang saya suka dan ingin saya rekomendasikan.  Saya tidak meresensi, hanya memberi informasi. Sebab, kurangnya informasi adalah salah satu faktor yang membuat buku tidak sampai ke tangan pembaca. Teks informasi sebagian besar diambil dari sinopsis di sampul belakang buku ditambahkan informasi dari sumber lainnya yang saya anggap menarik dan penting untuk ditambahkan.  Saya berharap setidakny

Berkawan dengan Buku

Gambar
Pajangan buku di salah satu stand Gualadajara Book Fair 2019 Tanggal 23 April adalah Hari Buku Sedunia. Tanggal ini dipilih Unesco karena bertepatan dengan tanggal wafatnya Shakespeare dan Cervantes, 23 April 1616.  Maka pada hari ini, untuk turut merayakannya, saya ingin melacak ke belakang sejumlah nama yang dengannya saya berkawan di dunia buku.  Sebagai seorang pekerja perbukuan, saya bersentuhan dengan buku setiap hari. Terlalu banyak tapi sekilas sehingga tidak masuk hitungan. Berkawan dengan buku yang saya maksud adalah buku yang ikut mewarnai ingatan saya tentang masa lalu. Buku yang menemani saya melewati masa demi masa. Mari kita mulai dari masa sekolah dasar. Bacaan yang paling saya ingat dari masa itu adalah buku-buku serial karya Alfred Hitchcock, Enid Blyton, dan Karl May, serta seri Little House in the Prairie. Yang terakhir ini adalah juga nama film seri TVRI yang sangat popular pada 1980-an karena waktu itu tak banyak pilihan. Kami menanti dan menontonnya dengan khusyu

Bahasa Visual Sang Pelukis Gagal

Gambar
" Aku seorang pelukis gagal, tapi sang pelukis tak pernah mati di dalam diriku ."~Orhan Pamuk Orhan Pamuk, book signing, Sharjah, 31 Oktober 2019 Pada akhir Oktober 2019 di Sharjah, UAE, saya sempat mengikuti acara talk show yang menghadirkan Orhan Pamuk di panggung Sharjah International Book Fair. Dia berbicara tentang apa alasannya menulis dan kebebasan berekspresi di Turki.

Aleph (Paulo Coelho)

Gambar
Buku ini berisi omong kosong tentang Aleph, yaitu sesuatu yang terjadi ketika dua orang atau lebih merasakan ketertarikan yang sangat kuat lantaran mereka pernah terhubung di masa lalu. Coelho sepertinya terobsesi dengan hal seperti ini, reinkarnasi, akashic energy , dan yang semacamnya.

Ulasan Foto: Martine Franck

Gambar
Joel Meyerowitz, fotografer Amerika legendaris, mengatakan momen melihat itu tak ubahnya seperti terbangun. Kebenaran pernyataan ini kita rasakan saat ketika melihat foto-foto berkesan. Foto-foto yang membuat kita terhenti sejenak untuk memperhatikan dengan cermat, dan gambarannya melekat dalam ingatan untuk waktu lama. Mata kita seperti dibukakan oleh foto-foto yang penuh rasa humor, misteri, dan kejutan; memperlihatkan betapa momen sehari-hari yang biasa-biasa saja ternyata mampu menggerakkan pikiran dan memicu lintasan ide yang menyala seketika.

Yusuf Ali: Kesepian di Akhir Hayat (Bag. 4)

Gambar
World’s most popular Abdullah Yusuf Ali Quran Translation in English published alongside the original Arabic text, completed in Lahore on the fourth of April 1937. Aktivitas publik sangat dominan sepanjang kehidupan Yusuf Ali. Pengabdian pada imperium adalah bagian dari kehidupan pribadinya. Tapi Yusuf Ali tak berhasil mengimbangi tarikan kuat ke arah publik ini dengan perhatian yang cukup untuk keluarganya.

Yusuf Ali: Suara Seorang Progresif (Bag. 3)

Gambar
  Lukisan kekaisaan Mughal Suatu hari pada bulan Maret 1923, Yusuf Ali membaca sebuah naskah sejarah Mughal. Dari naskah itu dia mendapat kesan mendalam tentang seorang raja Islam di masa silam. Dia mengungkapkan kekagumannya pada Raja Babar dengan mengharukan, "...Kehidupannya yang keras diisi dengan kecintaan akan alam...Ketulusan jiwanya, dalam kekuatan dan kelemahan, bersinar dalam setiap halaman catatan pengungkapan-dirinya." Jika sepuluh tahun yang lalu hanya Raja George V yang menjadi objek pemujaan Yusuf Ali, kini paling tidak dalam barisan pahlawannya termasuk seorang raja dari masa silam Muslim. Ini merupakan awal perubahan sikapnya terhadap Islam. Yusuf Ali mulai mengadakan kampanye yang halus namun gigih untuk membentuk cara berpikir kaum Muslim India. Kesempatan pertama datang pada April 1923. Dalam Konferensi Pendidikan Muslim Punjab, dia mengemukakan analisis tentang pilihan-pilihan intelektual dan politis yang dihadapi kaum Muslim. "Kita harus membuktika

Yusuf Ali: Jembatan Antara India dan Barat (Bag. 2)

Gambar
Agra, 10 Jan 2016 Seusai studi hukumnya di St John's College, Cambridge, Yusuf Ali diangkat menjadi pegawai Pamong Praja India, sebuah jabatan bergengsi bagi kalangan pribumi India di zaman pemerintahan kolonial Inggris. Kala itu dia masih berusia dua puluh tiga tahun.